RN - Manchester United adalah klub terbesar di dunia. Meski tidak banyak meraih trofi dalam beberapa tahun terakhir, Setan Merah masih memiliki basis fans terbesar di planet bumi, bahkan tetap yang nomor satu.
Karena itu, kesempatan bermain untuk MU adalah kesempatan langka untuk pesepakbola. Di era keemasan, di bawah Sir Alex Ferguson beberapa tahun lalu, MU masih ditakuti dan dihargai oleh lawan.
Sayangnya, nama besar MU mulai rontok karena performa buruk belasan tahun terakhir. MU sekarang bukan pesaing gelar juara di Liga Inggris. Bahkan untuk masuk empat besar saja harus berjuang keras.
Sepertinya penurunan level MU ini juga berdampak pada para pemain yang kini berkostum Setan Merah. Sebagian pemain dituding terlalu menggampangkan logo di dada.
Penurunan status MU ini juga diperhatikan oleh mantan pemain, Dwight Yorke. Dia melihat bahwa saat ini skuad MU diisi oleh pemain-pemain standar, bukan pemain top.
Yorke merasa bahwa pemain MU sekarang tidak paham apa artinya mengenakan kostum merah berlogo Setan Merah. Ada nama besar klub yang mereka bawa ke lapangan.
"Saya mengingat lagi pemain-pemain yang pernah sukses di Man United, mereka semua punya hasrat untuk mencatatkan nama dalam sejarah klub, mereka ingin jadi bagian kebesaran klub," ujar Yorke.
"Saat ini, saya tidak yakin pemain-pemain MU memahami itu. Saya juga tidak terkejut bahwa sampai saat ini Antony masih dibicarakan, soal sumbangsihnya, mengingat dia bernilai 86 juta Poundsterling."
"Akan selalu ada keraguan ketika Anda mendatangkan pemain semahal itu, apalagi ketika mereka bermain untuk klub selevel MU. Pemain seperti Antony harusnya paham kalau mereka tidak memberikan performa yang seharusnya," tandasnya.
BERITA TERKAIT :Garnacho Dihukum Ten Hag?
Nicolas Jackson Bikin Suporter Murka
