RN - Pesta demokrasi Pemilu serentak 2024 sudah semakin dekat. Masyarakat harus cerdas memilih, jangan terbuai janji manis. Caleg tak pro rakyat kecil tak layak dipilih, terlebih Caleg yang tidak peka dan mengambil kembali uang upah tukang sapu.
Sudah bukan rahasia lagi, tiap menjelang Pemilu, para Caleg (calon anggota legislatif) DPR dan DPRD akan menawarkan janji-janji kepada rakyat.
Biasanya, para Caleg itu banyak menawarkan janji-janji manis, akan berjuang menaikkan taraf hidup rakyat miskin di daerah pemilihan (Dapil)-nya. Janji memperbaiki jalan kampung, menyediakan sarana air bersih hingga merenovasi kantor-kantor RW.
BERITA TERKAIT :Banyak pula yang berjanji, memperjuangkan beasiswa hingga jenjang perguruan tinggi, untuk anak-anak orang miskin. Tapi janji-janji manis itu sebagian besar tak pernah jadi kenyataan. Bahkan, tak sedikit Caleg, setelah terpilih, tidak menyapa lagi orang-orang yang memilihnya.
Lalu para Caleg itu datang lagi ke Dapilnya beberapa bulan menjelang Pemilu untuk merayu warga agar memilih dia lagi.
Begitu dikatakan Aktivis Muda Jakarta, Yudha yang ikut menyoroti peristiwa yang cukup memalukan, uang untuk upah tukang sapu sebesar Rp500 Ribu diambil kembali oleh Timses Caleg Nomor Urut 1 dari PDIP Perjuangan dapil Jakarta 3 Darmadi Durianto.
“Oleh karena itu, ke depan ini, masyarakat mesti jeli melihat rekam jejak para Caleg. Kalau tak peka dengan hal-hal seperti itu, tak mungkin dia akan memperjuangkan nasib rakyat kecil, buat apa dipilih. Apalagi dia petahana yang sudah dua periode duduk di Senayan. Jangan - jangan selama ini juga tak pernah turun ke Dapil, jangan dipilih lagi,” tegas Yudha.
Yudha juga mengatakan, Pemilu 2024 akan sangat menentukan nasib bangsa ini ke depan. Kita berharap, Caleg yang terpilih menjadi anggota DPR atau DPRD adalah orang-orang yang pro rakyat kecil.
“Pemilih pemula dan masyarakat harus mengerti dan cerdas dalam memilih. Siapa Caleg pilihannya. Lihat track recordnya. Kalau Calegnya tak peka akan hal yang sebenarnya sangat sepele seperti itu jangan dipilih lagi. Salah pilih, berarti akan menyesal sampai lima tahun ke depan,” tegas Yudha.
Lebih lanjut Yudha mengingatkan masyarakat harus semakin cerdas dan paham terkait kinerja dewan. Dewan adalah wakil rakyat yang harus mendengar aspirasi rakyat dan bisa menegur pemerintah.
Untuk itu, sebagai pemilih yang cerdas harus benar- benar bisa memilih mana Caleg yang dekat dengan masyarakat, mendengar keluhan masyarakat dan bisa mengkritisi pemerintah. Dengan demikian, Caleg yang seperti ini nanti jika jadi maka akan bisa membawa kemajuan bagi dapilnya dan masyarakat luas.