Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Polusi Udara Buruk Dan Muncul Cacar Monyet, Semoga Jakarta Gak Kena Kutuk

RN/NS | Selasa, 24 Oktober 2023
Polusi Udara Buruk Dan Muncul Cacar Monyet, Semoga Jakarta Gak Kena Kutuk
Ilustrasi
-

RN - DKI Jakarta seperti kena kutuk. Polusi udara yang belum bisa diberesi kini muncul cacar monyet atau monkeypox (mpox).

Mpox muncul di Jakarta dan kini membuat parno warga. "Jangan-jangan Jakarta kena kutuk nih," ungkap warga yang ditemui di kawasan Sabang, Jakpus, Senin (23/10).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut mpox atau cacar monyet ditemukan di Jakarta. Dari tujuh kasus konfirmasi mpox di Jakarta, enam pasien di antaranya juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual. Kemenkes menyebut penularan dari manusia ke manusia.

BERITA TERKAIT :
Jawaban Malu-Malu Risma Saat Didorong Jadi Gubernur Jakarta 
Survei Zaki Nyungsep, Golkar DKI Mau Tiru Gaya Anies Kalahkan Ahok 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menyebutkan pasien monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan. Hal itu kemudian diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Mpox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta tercatat berasal dari Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Grogol Petamburan, dan Kembangan yang masing-masing berjumlah satu kasus. Sementara dua kasus tercatat berada di Setiabudi.

Data yang sama juga menunjukkan, seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Kemenkes akan melakukan vaksinasi monkeypox mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang. Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Sementara Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta warga melakukan langkah pencegahan penularan seperti menjaga kebersihan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hingga bermasker saat beraktivitas.

"Salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit tersebut adalah rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).

Sekadar informasi, monkeypox bisa ditularkan melalui droplet berupa dahak, bersin, maupun air liur yang mengontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, serta kontak seksual.

Ani menjelaskan penderita monkeypox harus menjalani isolasi dengan baik sampai sembuh sempurna. Apabila masyarakat menemukan atau mengalami gejala monkeypox tersebut, bisa segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.

"Sedangkan bagi orang yang telah berkontak erat dengan penderita kasus positif, diharapkan segera melapor untuk dilakukan pemeriksaan deteksi dan pengobatan dini," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Dinkes DKI Jakarta melaporkan sebanyak 8 kasus positif cacar monyet atau monkeypox (mpox) ditemukan di Jakarta. Selain itu, sebanyak sembilan orang berstatus suspek mpox.

"Update monkeypox DKI Jakarta per 23 Oktober 2023 jam 10.00, kasus positif delapan orang. Suspek atau terduga bergejala: sembilan orang," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).

Ngabila menjelaskan sebanyak tujuh pasien positif mpox diisolasi di rumah sakit. Sedangkan satu orang lainnya telah dinyatakan sembuh.

Kasus positif mpox pertama ditemukan pada Agustus 2022. Kemudian kasus kedua dan seterusnya ditemukan pada 13 Oktober 2023, 19 Oktober 2023, serta 21 Oktober 2023.

Sementara itu, sembilan orang yang menjadi suspek mpox telah menjalani pemeriksaan di laboratorium PCR. Selain itu, Dinkes DKI melaporkan 1 orang probable atau menampakkan gejala mpox tapi belum dipakukan tes PCR. Lalu sebanyak tiga orang yang sebelumnya berstatus suspek dinyatakan negatif mpox.