RN - Penggemar bola di Jakarta harus gigit jari. Sebab, tim kesayangan skuad ibu kota dipastikan gagal lolos ke Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh Sumut.
Tim PON DKI pada Sabtu (21/10) ditahan imbang oleh Tim Jawa Barat (Jabar) skor 2-2. Bermain di kandang sendiri, Stadion INGUB Klender, Jaktim, pemain besutan Benyamin Leo Berty itu sudah berjuang habis-habisan.
Dari data Masyarakat Pemantau Olahraga Jakarta (MPOJ) kalau tim asal DKI bakal tidak lolos PON. Dari hasil pertandingan sebelumnya DKI kalah dengan Banten 1-4 dan hanya menang dengan Kalteng 3-1.
BERITA TERKAIT :"Dari selisih gol dan sudah bisa dipastikan DKI gagal lagi ke PON Sumut-Aceh seperti PON Papua," tegas Peneliti MPOJ Sofwan Sulthon dalam siaran pers yang diterima wartawan.
MPOJ menilai, buruknya prestasi bola DKI Jakarta lantaran insan sepak bola Jakarta selalu ribut dan gaduh. "ASPROV PSSI DKI Jakarta hobinya gaduh, ribut dan konflik. Korbannya ya prestasi bola," sindir Sofwan.
Tragisnya lagi kata dia, Plt Ketua Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (ASPROV PSSI) DKI Jakarta Eko Setyawan yang ditunjuk oleh PSSI tidak peka terhadap para atlet bola.
"Kabarnya Eko kurang konsen mengurus bola, padahal Eko ini Plt Ketua dan dapat SK dari Erick Thohir lho," tuding Sofwan.
MPOJ yang memantau jalannya pertandingan menyebut kalau Eko tidak hadir saat DKI melawan Banten dan Jabar.
"Inikan aneh, gimana mau menang lha Plt Ketua ASPROV PSSI DKI Jakarta aja gak datang ke lapangan. Artinya Eko ini aneh," tegasnya.
MPOJ melihat para pemain DKI di lapangan seperti dalam tekanan. "Bola ini selalu jadi korban para ambisius jabatan. Saat PON Papua juga gitu, tim DKI gagal ke PON. Ini harus ada cuci gudang menyeluruh agar prestasi bola DKI maju," pintanya.
MPOJ mendesak kepada Eko Setyawan bisa serius dalam memimpin ASPROV PSSI DKI Jakarta. "Jangan sampai tim sepak bola putri dan futsal kalah lagi. Dan insan sepak bola Jakarta segeralah ngaca dan jangan menari di atas buruknya prestasi bola," tambah Sofwan.
Hingga berita ini ditulis, Eko Setyawan belum bisa dihubungi. Sementara warga Jakarta yang ditemui wartawan mengaku, sangat prihatin dengan kondisi sepak bola ibu kota.
"Kalau ribut terus gimana mau maju, yang ribut suruh urus pasar aja kalau doyannya ribut mah," tegas Hariyanto, maniak bola Jakarta.
Mantan kiper yang sering berlaga dibeberapa kompetisi bola ini melanjutkan, keributan pengurus bola memang kerap terjadi. Dan kondisi ini harus dibenahi dengan cermat.
"Ribut dampaknya itu hancur prestasi. Kasihan atlet dan para pemain dong, apalagi Plt ketua ASPROV PSSI DKI yang ditunjuk PSSI gak peduli, makin hancur lah," sindir Hariyanto.