RN - Harga minyak dunia diklaim sedang naik. Lalu gimana nasib Pertalite?
Diketahui, Pertalite saat ini menjadi bahan bakar utama rakyat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, berdasarkan data realisasi tahun 2021, konsumsi Pertalite sebesar 23 juta kiloliter (KL) dan merupakan BBM jenis bensin yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.
Konsumsi Pertalite hampir 80% diantara BBM jenis Bensin lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan Premium. Pada tahun ini, konsumsi Pertalite diproyeksikan tetap pada kisaran 23 juta KL.
BERITA TERKAIT :Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per Ahad (1/10/2023). Dalam lama resmi Pertamina, harga BBM jenis Pertamax kini sebesar Rp 14 ribu per liter atau naik Rp 700 dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 13.300.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memastikan pemerintah tidak akan menaikan harga Pertalite di tengah kenaikan harga minyak dunia. Kata dia, fluktuasi harga minyak mentah memang akan terjadi, namun pemerintah masih ada buffer untuk memitigasi kenaikan ini.
"Oh enggak akan ngaruh ke harga Pertalite kok," kata Tutuka di Kementerian ESDM, Senin (2/9/2023).
Namun, Tutuka tak menampik gap harga antara BBM non subsidi, pertamax cs dengan Pertalite makin lebar. Selisih Rp 4.000 per liter membuat potensi shifting terbuka lebar.
"Kalo kemungkinan shifting pasti ada, tapi jumlahnya kan saya kira tidak banyak, tapi kemungkinan sih pasti ada," kata Tutuka.
Saat ini rata rata harga minyak dunia mengalami kenaikan. Sepanjang September 2023 harga minyak mentah WTI berhasil melonjak 8,56 persen, dan harga minyak mentah brent naik 9,73 persen. Saat ini harga minyak berada di level 90-94 dolar AS per barel sejak bulan Agustus kemarin.