RN - Duit digital atau Bitcoin banyak yang bermimpi. Tapi dampak dari Bitcoin banyak juga yang terlilit utang.
Di Indonesia, sudah banyak kasus pemain bitcoin malah amsiong dan terlilit utang.
Seorang podcaster dan Youtuber yang populer di dunia kripto, Luke Mikic, memberikan gambaran tentang bagaimana prediksi bitcoin di tahun 2025. Gambaran prediksi bitcoin 2025 ini dia sampaikan lengkap dengan analisis.
BERITA TERKAIT :Menurut dia, memang ada gambaran terjadinya pasar bullish di tahun 2025 nanti. Tetapi tren kenaikan bitcoin di tahun 2025 mendatang tidak seperti pasar bullish di tahun 2017 dan 2021.
Seperti diketahui, 2017 adalah momentum ketika harga bitcoin naik parah, dari 1.000 dolar AS menjadi sekitar 19 ribu dolar AS.
Lalu pada tahun 2021, tepatnya pada bulan November, harga bitcoin mencapai puncak tertinggi yaitu 67.500 dolar AS, angka yang belum tercapai lagi sampai sekarang.
Adapun menurut Mikic, pasar bullish di tahun 2025 tidak akan seperti tahun 2017 dan 2021. Berikut analisisnya:
Mikic menjelaskan, tingkat hash jaringan bitcoin telah mencapai rekor 414 juta triliun hash per detik (EH/s). Artinya, ini meningkat 80 persen selama 12 bulan terakhir. Pertumbuhan ini sangat mencengangkan mengingat tantangan energi di Texas dan meningkatnya biaya listrik global.
Karena itu, terkait apakah bitcoin di tahun 2025 nanti mencapai harga tertinggi lagi, dia memberi gambaran bahwa sekarang banyak negara yang menambang Bitcoin secara publik atau mungkin juga secara pribadi.
El Salvador dan Bhutan adalah pionirnya, lalu disusul Oman. Langkah strategis Oman untuk menambang Bitcoin bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomiannya dari ketergantungan minyak dan mendukung inisiatif energi terbarukan, termasuk mitigasi gas suar.
Mikic mencatat bahwa di setiap pasar penurunan Bitcoin sebelumnya, ada peningkatan jumlah koin di exchange. Pada 2015 ada peningkatan 800 ribu koin, lalu 2018 ada peningkatan 900 ribu koin, tetapi di tahun 2022 terjadi penurunan sebanyak 1 juta sejak Maret 2020.
Menurut data dari Santiment, hanya 5,8 persen Bitcoin yang kini ada di exchange kripto, terendah sejak 17 Desember 2017. Selain itu, transaksi deposit di exchange kripto juga anjlok ke level terendah selama 5 tahun terakhir, mencapai 30.798 BTC per hari.
Kesimpulannya, banyak orang yang tidak mau menjual BTC, sehingga akan terjadi defisit pasokan. Ketika terjadi defisit pasokan seperti ini, maka akan mendorong kenaikan harga bitcoin. Ketika pasokan sedikit, tetapi permintaan banyak, maka harga pun melonjak.
Sementara penulis buku Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki menyampaikan pandangannya tentang Bitcoin sebagai aset keuangan terdesentralisasi (DeFi) unggulan.
Dia juga memprediksi harga Bitcoin akan mencapai harga 120 ribu dolar AS (atau setara Rp 1,8 miliar dengan asumsi Rp 15 ribu per dolar) pada tahun 2024 nanti.
Harga Bitcoin saat ini ialah di kisaran Rp 442 juta. Prediksi tersebut disampaikan Kiyosaki, karena menurut dia mata uang AS akan mati dan triliunan dolar AS akan lenyap.