RN - Idustri digital lagi limbung. Banyak perusahaan dagang online merugi dan ambruk.
Amazon sebelumnya mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 9.000 karyawannya. Divisi yang masuk gelombang berikutnya dalam pengurangan adalah divisi sumber daya manusia (SDM) dan komputasi awan (cloud).
Hal ini diketahui dari pengumuman yang disampaikan oleh CEO Amazon Web Services Adam Selipsky kepada karyawannya. Adapun karyawan yang terkena PHK itu yang berada di Amerika Serikat (AS), Kanada, Kosta Rika, dan negara lainnya.
BERITA TERKAIT :"Saya ingin memberitahu Anda bahwa percakapan dengan karyawan AWS yang terkena dampak dimulai hari ini, dengan pesan notifikasi dikirim ke semua karyawan yang terkena dampak di AS, Kanada, dan Kosta Rika. Di wilayah lain, kami mengikuti proses lokal, yang mungkin mencakup waktu untuk berkonsultasi dengan badan perwakilan karyawan," kata Selipsky dalam memo tersebut, dikutip dari CNBC, Kamis (27/4/2023).
Dalam pengumuman itu, Selipsky menjelaskan Amazon akan menjamin karyawan yang terkena PHK. Selain karyawan akan mendapatkan pesangon, mereka juga diberi tunjangan asuransi kesehatan, dan dukungan atau akses untuk mendapatkan pekerjaan lainnya.
"Saya menyadari sepenuhnya dampaknya pada setiap orang dan keluarga yang terpengaruh. Kami bekerja keras untuk memperlakukan setiap orang yang terkena dampak dengan rasa hormat, dan menyediakan sejumlah sumber daya dan poin kontak untuk membantu transisi ini," lanjutnya.
Pekan lalu, Amazon telah memberhentikan beberapa karyawan di unit periklanannya, dan telah melepaskan staf di video game dan unit streaming Twitch dalam beberapa minggu terakhir.
Amazon memang telah melakukan PHK besar-besaran tahun ini, setelah beberapa tahun sebelumnya melakukan rekrutmen besar. Secara total ada 18.000 karyawan yang telah di-PHK dan menjadi catatan sejarah terbesar selama 29 tahun Amazon berdiri. Jumlah PHK itu belum digabungkan dengan 9.000 yang baru akan dilakukan.
CEO Amazon Andy Jassy telah secara agresif memangkas biaya di seluruh lini perusahaan. Upaya itu dilakukan karena peritel elektronik memperhitungkan penurunan ekonomi dan pertumbuhan yang melambat dalam bisnis ritel intinya.