RN – Keputusan Bayern Munich memecat Julian Nagelsmann dan menggantinya dengan Thomas Tuchel kini dipertanyakan usai satu per satu target lepas dari buruan.
Kepergian Nagelsmann dari Allianz Arena pada akhir Maret lalu memang cukup mengejutkan. Pasalnya, Bayern tak buruk-buruk amat jika dilihat dari kacamata orang luar. Mereka masih bertahan di tiga kompetisi.
Bayern melaju ke perempatfinal Liga Champions secara impresif, menyapu bersih delapan kemenangan dan hanya kebobolan dua kali. Mereka juga lolos ke perempatfinal DFB-Pokal usai mencetak 14 gol dalam tiga kemenangan.
BERITA TERKAIT :Hanya saja, performa Bayern di Bundesliga, tepatnya usai Piala Dunia 2022, dinilai mengalami penurunan. Mereka hanya menang lima kali dalam 10 laga, dan akhirnya digeser oleh Borussia Dortmund dari puncak klasemen usai kalah 1-2 dari Bayer Leverkusen.
Manajemen Bayern merasa Nagelsmann tak bisa lagi dipertahankan seusai kekalahan tersebut, meski tak sedikit pemain yang masih mendukungnya. Mereka khawatir performa Joshua Kimmich cs akan semakin memburuk ke depannya.
Tuchel yang sedang menganggur setelah dipecat Chelsea ditunjuk sebagai pengganti. Puncak klasemen Bundesliga langsung kembali direbut di laga debutnya dengan menumbangkan Bayern 4-2. Namun sampai situ saja bulan madunya.
Bayern kemudian hanya meraih satu kemenangan di lima laga berikutnya di seluruh ajang. Kekalahan atas Freiburg di DFB-Pokal dan Manchester City di Liga Champions bahkan membuat ambisi meraih treble seketika buyar.
Saat ini, harapan meraih gelar tersisa di Liga Jerman. Mereka masih memimpin klasemen dengan 59 poin dari 28 laga, namun Dortmund membuntuti di belakang dengan selisih dua poin saja. Terpeleset sedikit, bisa-bisa Bayern harus mengakhiri musim tanpa gelar pertama sejak 2012.
Meski Tuchel tak langsung memberi dampak signifikan secara hasil, bahkan bisa dikatakan negatif, Presiden Bayern Herbert Hainer tetap mendukungnya. Ia tak menyesal telah memecat Nagelsmann. Menurutnya, langkah itu perlu dilakukan.
"Saya akan tetap mengganti Nagelsmann dengan Thomas Tuchel, itu pasti," ujar Hainer kepada BILD.