RADAR NONSTOP - Tergiur gaji besar, lima cewek ABG jadi budak seks. Mereka harus melayani nafsu seks para bule di Bali.
NKS (49) dan NWK (51) adalah germo yang mensuplai para ABG di Bali. Kedua pria bejat ini mencari cewek dengan iming-iming gaji besar dari Rp 5 juta hingga Rp 11 juta.
Sesampainya di Bali, para cewek ABG harus melayani nafsu seks para bule dan wisatawan dalam negeri. Tarifnya untuk satu kali ngeseks dari Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu.
BERITA TERKAIT :Dalam satu hari para cewek ABG itu harus melayani 8 pria. Akhirnya NKS dan NWK ditangkap Polda Bali pada Jumat (4/1/2018). Korbannya yaitu lima anak di bawah umur yang dipekerjakan di tempat prostitusi di kawasan Sanur.
Kelima korban berasal dari Jakarta dan Bekasi. "Korban berusia antara 14-17 tahun," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hengky Widjaja.
Hengky menjelaskan, kejahatan itu terungkap setelah salah satu korban melarikan diri dan kemudian melapor ke polisi didampingi petugas dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar.
Dari laporan itu, polisi kemudian menggerebek lokasi prostitusi di Jalan Sekar Waru 3B Sanur Denpasar Selatan. Selain mengamankan tersangka dan korban, polisi juga menyita sejumlah barang bukti diantaranta buku catatan tamu, catatan boking dan pembayaran serta tiket pesawat.
Hengky memaparkann, kelima korban direkrut oleh agen di Bekasi atas suruhan dari NKS. Para korban dijanjikan bekerja di Bali dengan gaji antara Rp5 sampai Rp11 juta per bulan dan disediakan fasilitas rumah serta salon.
Kelima korban pun tergiur dengan janji itu. Oleh NKS, mereka kemudian dibelikan tiket pesawat ke Bali. Setibanya di Bali, mereka ditampung di sebuah rumah.
Oleh NKS, kelima korban selanjutnya dipaksa menjadi pekerja seks komersial. Mereka dipajang di sebuah hall milik NWK.
"Tarifnya antara Rp250 sampai Rp300 ribu per jam dan setiap harinya melayani antara 1 sampai 8 orang pelanggan," ungkap Hengky.
Dia menambahkan, selain menahan kedua tersangka, polisi juga memburu sindikat trafficking, terutama agen di Bekasi. "Ada dugaan ini sindikat dan sudah beraksi lebih dari satu kali," ujar Hengky.