RADAR NONSTOP - Nama Letjen Doni Monardo sudah tidak asing di kalangan TNI. Kiprahnya sebagai prajurit Komando terbukti dari sederet karirnya yang cemerlang.
Saat memimpin pasukan Komando atau Kopassus, Doni merubah pasukan korps baret merah dari sangar menjadi senyum. Semboyan senyum, sapa dan salam di Komando terbukti moncer.
Pagi hari ini, Doni bakal dilantik menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Doni akan menggantikan Laksamana Muda (Purn) Willem Rampangile.
BERITA TERKAIT :Siapa Doni? Karena di pundak Doni lah nasib korban bencana akan bergantung.
Apalagi di 2019 diprediksi akan terjadi banyak bencana. BNPB sebelumnya mencatat akan ada 2.500 bencana.
Hasil penelusuran redaksi, Doni adalah salah satu perwira TNI AD dengan karir cemerlang. Alumnus Akademi Militer tahun 1985 ini langsung bergabung dengan Kopassus begitu lulus. Dia sempat bertugas di wilayah konflik Timor Timur dan Aceh. Setelah itu Doni bergabung dengan Paspampres.
Tahun 2008 Dia dipromosikan menjadi Komandan Grup A Paspampres. Setelah itu menempati posisi teritorial sebagai Danrem 061/Surya Kencana (2010-2011).
Dia juga menjadi wakil komandan satuan tugas antiteror pembebasan MV Sinar Kudus yang dibajak pemberontak Somalia. Dia lalu dipromosikan sebagai Wakil Komandan Kopassus dan meraih bintang satu di pundaknya. Karir Doni makin melejit, dia diangkat menjadi Komandan Paspampres tahun 2012-2014.
Dia kemudian kembali ke korps baret merah, menjadi Danjen Kopassus (2014-2015). Saat memimpin Kopassus ini lah Doni ingin membuat tentaranya lebih ramah pada masyarakat. Dia mewajibkan prajurit Kopassus Senyum, Sapa, Salam jika berhadapan dengan rakyat.
"Jadi biasanya kalau diliatin di jalan, prajurit bilang 'apa lo liat-liat?' Nah sekarang tidak boleh. Jika di jalan ada yang melihat, anggota Kopassus harus senyum duluan," kata Doni saat itu.
"Kita ingin mengubah citra. Prajurit yang tangguh tak perlu tampil seram di depan masyarakat," lanjutnya.
Setahun memimpin Kopassus, Doni digeser menjadi Panglima Kodam XVI Pattimura di Ambon (2015-2017). Lalu Pangdam III Siliwangi di Jawa Barat tahun 2017-2018. Doni dikenal sebagai jago bela diri dan menembak. Fisiknya juga masih prima. Saat menjabat Pangdam Pattimura dia masih menjadi juara Aquathlon di Salahutu setelah berlari lima kilometer disambung berenang dua kilometer.
Bintang tiga di pundaknya didapat saat menjadi Setjen Wantamnas. Kini Doni Monardo akan menempati jabatan baru di BNPB.
Tugas Berat di 2019
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kalau bencana seperti longsor, gempa dan puting beliung bakal tetap terjadi. Ada sekitar 2.500 kejadian bencana pada 2019.
Bencana tersebut bernama hidrometeorologi seperti banjir, longsor, hingga puting beliung. Prediksi sama diucapkan Badan Meteorologi, Kilmatologi, dan Geofisika (BMKG).
BMKG mengimbau masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia berhati-hati terhadap potensi hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi di sejumlah perairan selama periode 1-6 Januari 2019.
Berdasarkan analisis kondisi atmosfer teridentifikasi adanya peningkatan tekanan udara di dataran Asia. Terpantau juga bibit siklon di sebelah utara Indonesia, tepatnya di Laut China Selatan.
BMKG juga mengidentifikasi adanya bibit siklon tropis di Teluk Carpentaria di Australia atau sebelah selatan Papua dan di Samudra Hindia atau sebelah selatan Jawa.
Dari ketiga bibit siklon yang ada di sekitar Indonesia, bibit siklon yang berada di Teluk Carpentaria dengan kecepatan angin 25 knots dan bibit siklon di Laut China Selatan dengan kecepatan angin 20 knots, berpotensi tinggi menjadi siklon tropis dalam 24-48 jam ke depan.
BMKG memprediksi wilayah yang berpotensi terdampak angin kencang yaitu Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur bagian utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku.
Sedangkan wilayah yang berpotensi hujan deras disertai petir pada 1-3 Januari yaitu Sumatra Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua.
Potensi daerah yang mengalami hujan deras disertai petir pada 4-6 Januari yaitu Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
BMKG juga memprediksi terjadi gelombang air laut tinggi di sejumlah perairan di Indonesia. Potensi perairan dengan tinggi gelombang laut 2,5 -4 meter pada 1-3 Januari yaitu di Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas hingga Kepulauan Natuna, perairan utara dan selatan Jawa, Laut Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa, perairan selatan Bali hingga Sumbawa, perairan Kepulauan Anambas hingga Kepulauan Natuna, perairan Agats-Amamapere, perairan barat Yos Sudarso, perairan selatan Merauke, perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, serta perairan utara Halmahera.
Sedangkan perairan dengan potensi ketinggian gelombang 4-6 meter pada tanggal yang sama yaitu Laut Natuna Utara dan Laut Cina Selatan.
BMKG juga memperkirakan gelombang laut setinggi 2,5-4 meter pada 4-6 Januari akan terjadi di perairan barat Lampung, perairan selatan Jawa hingga Sumbawa, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT, perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, Laut Arafuru, perairan barat Yos Sudarso, perairan selatan Merauke, perairan Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, dan perairan utara Papua Barat hingga Papua.