RN - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo sesumbar. Cuap-cuap itu dia ucapkan di hadapan Komisi VII DPR RI, Rabu (9/2/2023).
Awalnya DPR mempertanyakan soal defisit listrik yang terjadi dibeberapa negara dunia. Darmawan menjamin Indonesia tidak akan mengalami defisit listrik seperti di Pakistan.
Kata Darmawan, Pakistan saat ini mengalami krisis energi yang cukup parah sehingga memaksa pemerintahnya menurunkan kapasitas produksi listrik dari pembangkit.
BERITA TERKAIT :Sayangnya Darmawan tidak menjelaskan soal adanya byar-pet. Diketahui, byar-pet masih menjadi momok warga karena bisa merusak perabotan elektronik.
"Saat ini harga gas sedang meningkat, mereka merupakan negara impor gas besar. Dengan kondisi devisa yang minim, akhirnya mereka menurunkan kapasitas pembangkit mereka dan saat ini terjadi blackout," ujar Darmawan di Komisi VII DPR RI, Rabu (9/2/2023).
Darmawan memastikan Indonesia tidak akan mengalami kejadian tersebut di tengah kondisi harga energi primer yang sedang mahal. Kata Darmawan, PLN telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan pasokan energi primer aman.
"Kondisi kelistrikan nasional Indonesia dalam kondisi yang sangat aman. Setiap pilar sistem kelistrikan kita sangat kokoh. Demi memastikan pasokan listrik terjaga, kami pastikan kecukupan energi primer seluruh pembangkit di Indonesia lebih dari cukup," kata Darmawan.
Ia mengatakan PLN telah melakukan penataan ulang kontrak menjadi jangka panjang dan kokoh. Selain itu, langkah pengawasan dilakukan tidak hanya melalui fisik di lapangan tetapi juga dengan integrasi sistem monitoring digital.
PLN juga mengubah paradigma sistem pengendalian pasokan batu bara dari yang awalnya fokus pada titik bongkar Estimated Time of Arrival (ETA) menjadi berfokus pada titik muat atau loading. Mekanisme early warning system juga dibangun, sehingga risiko keterlambatan pengiriman pasokan batu bara dapat diminimalisir.