Siasati Aturan ‘Financial Fair Play’, Chelsea Dicap Culas
ERY | Rabu, 25 Januari 2023
Ilustrasi Chelsea - Net
-
RN - Kontrak jangka panjang yang dilakukan Chelsea untuk para rekrutan barunya, ternyata membuat UEFA memiliki rencana mengganti aturan Financial Fair Play (FFP).
Sejak era pemilik baru Todd Boehly dan Clearlake Capital, The Blues tampil secara brutal dalam mendatangkan pemain anyar.
Pada musim 2022-2023, tim yang dikenal dengan julukan The Blues itu telah menghabiskan lebih dari 400 juta Poundsterling (sekitar Rp7 triliun) untuk mendatangkan 14 pemain termasuk peminjaman Joao Felix.
Namun demikian, transfer pada musim dingin berjalan tidak seperti pada sebelumnya. Selain mendatangkan pemain dengan usia muda, kontrak yang diberikan juga di luar nalar.
Usut punya usut, kontrak panjang yang diberikan Chelsea kepada para rekrutan anyar dilakukan agar bisa memanfaatkan celah dari peraturan UEFA terkait Financial Fair Play (FFP).
Baru-baru ini, mereka sukses membajak Mykhaylo Mudryk dari Arsenal meskipun harus memecahkan rekor pembelian di musim panas dengan biaya sekitar 88,5 juta Poundsterling (setara Rp1,6 triliun).
Mudryk telah sepakat untuk bergabung ke Stamford Bridge dengan kontrak selama delapan setengah tahun yang luar biasa dan memecahkan rekor.
Meski begitu, kedatangan penyerang sayap kiri 22 tahun itu tetap tak membuat Chelsea terkena sanksi pelanggaran FFP dan masih memungkinkan untuk mendatangkan pemain lainnya.
Rupanya, kontrak jangka panjang yang diberikan kepada Mudryk sebagai salah satu cara Chelsea untuk mengamortisasi biaya pengeluaran.
Alhasil, Chelsea hanya akan mengeluarkan biasa sekitar 10 juta pounds di setiap musim karena mereka mengamortisasi biaya kepindahan Mykhaylo Mudryk selama kontraknya.