Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Gaya DPRD DKI Minta Jatah Bansos: Bos Pasukan Mau Dikasih Makan Apa

RN/CR | Selasa, 24 Januari 2023
Gaya DPRD DKI Minta Jatah Bansos: Bos Pasukan Mau Dikasih Makan Apa
-Net
-

RN - Unggahan Twitter aku Kurawa terkait temuan dugaan korupsi bansos DKI 2020 - 2021 Rp2,85 triliun membuat panas dingin Kebon Sirih dan Perumda Pasar Jaya.

Patut diduga, seperti dilansir Twitter akun Kurawa, dugaan korupsi Bansos DKI tersebut diduga kuat imbas dari cawe - cawe politisi Kebon Sirih.

Diketahui, akun Kurawa dalam unggahannya di Twitter, selain melansir nama vendor (PT) juga menyebut nama - nama politisi lengkap dengan asal partainya.

BERITA TERKAIT :
Panasi Nama Kaesang Jadi Gubernur DKI, Emang Bisa PSI Lawan Mesin PDIP Dan PKS?
Biar Kecil Tapi Sombong, PPP Ogah Diajak Koalisi PDIP Di Pilkada DKI 

Misalnya dari PDIP, ada nama Pandapotan (PT Samudra Barokah Sejahtera) dan Syahrial (Safa Bintang) dan Yuke (Mitra Sarana Indo). Selain itu akun Kurawa juga menyebu Sita Adik Ibu Cinta Mega.

Sementara itu, sumber radarnonstop.co menyebutkan, ada berbagai macam gaya dan bahasa yang dilontarkan para politisi Kebon Sirih saat meminta jatah proyek Bansos DKI.

“Ini gimana bos? Pasukan mau dikasih makan apa?,” ujar sumber radarnonstop.co yang enggan namanya dituliskan.

Saat hal tersebut dikonfirmasi ke Politisi PDIP Syahrial, mantan Kadis yang sudah 3 periode lolos ke Kebon Sirih ini sontak membantah.

“Sepertinya kata2 yg seolah saya ucapkan itu bukan gaya saya berkomunikasi dgn pihak manapum.vulgar bahasa tidak terpelajarndan kampungan sangat dan itu bukan gaya berkomunikasi,” tegas Syahrial melalui pesan Whatsaap messenger.

Selanjutnya Syahrial juga mengatakan, sudah meminta Arief Nasrudin agar Perumda Pasar Jaya mengklrarifikasi tekait namanya yang terdapat dalam dokumen yang diunggah Twitter akun Kurawa serta video temuan diduga beras Bansos DKI 2020 sebanyak 10000 ton disalah satu gudang sewaan Perumda Pasar Jaya di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur.

Pasar Jaya Membantah

Selang beberapa hari setelah itu, Perumda Pasar Jaya melalui Corporate Secretary Pasar Jaya Muhammad Fachri seperti dilansir detik mengatakan, bahwa besar busuk dalam video yang diunggah Twitter akun Kurawa benar adanya. Namun dia membantah beras tersebut sebagai beras Bansos, melainkan sisa usaha retail.
"Untuk beras di gudang Pulogadung itu sisa usaha Pasar Jaya dari usaha retail," ujarnya.

Total beras yang menumpuk di gudang sebanyak 920 ton. Beras-beras itu merupakan buffer stock atau stok barang yang disediakan untuk menjaga operasional produksi.

"Pasar Jaya saat penugasan periode April-Desember 2020 itu ada 11 tahap (penyaluran bansos). Di tiap tahap itu ada yang di buffer. Itu yang dilakukan Pasar Jaya. Jadi yang saya sampaikan, untuk bicara bahwa itu beras bansos, tidak. Kalau bansos dari Pasar Jaya udah selesai secara tuntas seluruhnya," jelasnya.