RN - Pecinta sepak bola tanah air menilai kalau Erick Thohir mampu membasmi mafia bola. Menteri BUMN itu cocok untuk memimpin PSSI periode 2023-2027.
Diketahui, La Nyalla Mattalitti yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD RI juga ikut mencalonkan. Tapi, netizen kurang sreg dengan La Nyalla.
Erick bakal mengumpulkan berkas pendaftaran pada Minggu (15/1/2023). La Nyalla sendiri bukanlah nama asing di dunia persepak bolaan tanah air.
BERITA TERKAIT :Dia pernah memegang tampuk Ketua Umum PSSI periode 2015-2016. Sementara Erick Thohir disebut-sebut netizen layak menjadi Ketua PSSI.
Erick dinilai layak menjadi Ketua PSSI karena memiliki latar belakang yang cocok untuk memimpin organisasi sepak bola Indonesia.
Pasalnya, Erick selain jadi anggota di Komite Olimpiade Internasional (IOC), dia juga pemilik klub Liga Inggris Oxford United serta kenal dekat dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Berikut beberapa cuitan netizen yang menginginkan Erick Thohir jadi Ketua Umum PSSI.
"Pa Erick Thohir seharusnya jadi Ketua PSSI nih karena berkat beliau sepak bola Indonesia terselamatkan dari mata dunia," ucap seorang netizen di Twitter.
"Gue yakin yang ditunjuk jadi Ketua PSSI ke depannya Pak Erick apabila masa jabatan di menteri sudah selesai, karena vote dalam Kongres PSSI hanya formalitas saja," ujar netizen lainnya.
"Kenapa bukan nama Erick Thohir? Beliau mantan Presiden Inter, sekarang di dewan klub Oxford. Kalau ngomongin power dia ini menteri, orang kaya raya juga di Indonesia, pernah jadi Ketua Panitia Asian Games, Ketua Olimpiade Indonesia. Plus beliau punya hubungan baik dengan Presiden FIFA," kata netizen lainnya.
"La..Nyalla sudah-;ah, gantian dong," beber netizen.
"Saya masih mempunyai 'utang' untuk menyelesaikan tugas-tugas dari 'voter' yang meminta saya menjadi ketua umum (tahun 2015-red)," ujar La Nyalla di GBK Arena, Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Pada tahun 2015, tepatnya 18 April, La Nyalla terpilih menjadi ketua umum PSSI periode 2015-2019. Akan tetapi, pria yang kini berusia 63 tahun itu tidak lama menduduki jabatannya karena Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu Imam Nahrawi memutuskan untuk membekukan PSSI.
Kemudian, pada 30 Mei 2015, PSSI pun disanksi pencabutan keanggotaan oleh FIFA. Pemerintah Indonesia baru menghentikan pembekuan PSSI pada 10 Mei 2016 dan FIFA menyetop sanksinya pada 13 Mei 2016.
Namun, meski PSSI sudah lepas dari jerat sanksi, La Nyalla tidak dapat memimpin lagi lantaran terjerat dugaan kasus korupsi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur. Dia pun sempat dipenjara selama tujuh bulan sebelum bebas pada 27 Desember 2016.
"Saya bebas murni, tuduhan kepada saya tidak terbukti sampai akhirnya saya menjadi Ketua DPD RI. Saya kemudian mau mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PSSI (pada tahun 2019-red), tetapi saat itu sudah ada Pak Iwan Bule (Mochamad Iriawan) yang saya anggap kredibel. Namun sekarang saya terpanggil lagi karena saya melihat sudah waktunya saya membayar utang amanah yang diberikan oleh voter PSSI," jelas La Nyalla.
Terkait pendaftarannya sebagai bakal calon ketua umum PSSI, La Nyalla mengaku baru mendapatkan dukungan dari dua voter yakni Jawa Timur dan Persela Lamongan. Akan tetapi, ia yakin dukungan dari voter akan terus mengalir seiring waktu.
"Dua dukungan itu hanya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Nanti kami akan membuktikannya di dalam bilik, bukan lewat kata-kata. Saya mempunyai banyak hal untuk PSSI tetapi saya akan mengungkapkannya ketika tiba waktunya, saat ada debat kandidat," kata Nyalla.
Adapun Kongres Luar Biasa untuk pemilihan jajaran anggota Komite Eksekutif PSSI, termasuk ketua umum, akan digelar pada 16 Februari 2023.