RADAR NONSTOP - Kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Rakyat kehilangan daya beli, rupiah semakin tak berdaya berhadapan dengan dollar.
Kondisi perekonomian yang seperti ini, oleh Capres nomor urut 2 (Prabowo Subianto) mirip kondisi ekonomi Rwanda di benua Afrika.
Rupanya, pernyataan Prabowo Subianto ini membuat gerah Ma’ruf Amin (Ulama yang bercita-cita jadi Umara). Capres nomor urut 01 ini pun menyindir Prabowo Subianto agar membangun rasa optimisme, bukan pesimisme dan membuat ketakutan.
BERITA TERKAIT :Ma’ruf Amin pun mengatakan perekonomian Indonesia tidak seperti Rwanda, tapi sedikit lebih baik. Ulama yang ingin jadi umara ini pun menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada tertinggi ketiga di antara negara G20 di bawah India dan China.
"Dengan adanya infrastruktur, kemudian pelayanan-pelayanan kesehatan, ekonomi kreatif, pendidikan, itu justru kesejahteraan makin merata di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Papua," ujar Ma'ruf di Jakarta Pusat, Kamis (27/12/2018).
Ketua MUI ini pun memberikan contoh kebijakan pemerintahan Jokowi yang merata, yakni kebijakan BBM yang terjangkau di semua wilayah Indonesia melalui program BBM satu harga.
"Tetapi juga Papua dan Indonesia lainnya di berbagai daerah. Jadi ada pemerataan sampai ke Aceh. Nah ini menunjukan bahwa ada perubahan-perubahan yang signifikan. Tanda-tanda itu banyak sekali, makin banyaknya orang mampu pergi umroh, itu kan berarti makin sejahtera," tegasnya.
Oleh sebab itu, Ma'ruf menilai pernyataan Prabowo tidak memberikan optimisme kepada masyarakat. Justru cenderung menumbuhkan rasa takut dan kekhawatiran yang berlebihan.
"Seharusnya pemimpin itu memberikan optimisme-optimisme, bahwa masa depan kita itu akan lebih cerah," tandasnya.