RN – Timnas Jerman harus merasakan pahitnya tersingkir lebih cepat di Piala Dunia 2022. Tersingkirnya Der Panzer di gelaran Piala Dunia kali ini diduga karena kualat mendukung mati-matian kaum LGBT, dan menghina tuan rumah Qatar dengan aksi tutup mulut.
Piala Dunia 2022 kembali memakan korban negara besar di babak grup. Setelah Belgia tersingkir, kini giliran Jerman yang harus angkat koper lebih cepat.
Jerman harus angkat koper lebih cepat setelah hanya finis di peringkat ketiga grup E di belakang Jepang dan Spanyol yang berhasil merebut tiket 16 besar.
BERITA TERKAIT :Ironisnya, tim yang juga dijuluki Die Mannschaft ini tersingkir meski di laga terakhir grup E mampu meraih kemenangan 4-2 atas Kosta Rika.
Kekalahan yang diderita Spanyol dari Jepang pun membuat kemenangan Jerman atas Kosta Rika ini tak berarti apa-apa, setelah koleksi poin Der Panzer dan La Furia Roja sama-sama empat poin.
Raihan poin empat yang dimiliki Spanyol dan Jerman itu hanya dibedakan selisih gol saja. Karenanya, anak asuh Hansi Flick harus puas di peringkat ketiga dan tersingkir.
Kegagalan melangkah jauh di Piala Dunia 2022 ini menjadi catatan buruk bagi juara dunia empat kali tersebut. Apalagi kegagalan ini merupakan catatan buruk kedua Jerman di dua edisi Piala Dunia terakhir.
Di Piala Dunia edisi 2018 lalu, Jerman juga harus tersingkir lebih cepat. Bedanya, saat itu Der Panzer menjadi juru kunci klasemen.
Tak ayal catatan buruk ini menjadi luka tersendiri bagi sepak bola Jerman yang seakan memasuki masa-masa suram pascamasa keemasan dalam dua dekade terakhir.
Siapa sangka, tersingkirnya Jerman ini dianggap sebagai karma. Apalagi setelah ‘perbuatan kotor’ yang Der Panzer lakukan di Piala Dunia atas Aljazair dan Inggris.