RN - Mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib RA, ada dua hal yang menentukan kualitas seseorang yaitu kesabaranmu ketika tidak memiliki apapun, dan sikapmu ketika memiliki segalanya.
"Kalimat tersebut menjadi pembuka pada sebuah teks kita harus menjadi pahlawan orang miskin di mana pun dan kapan pun sesuai kadar dan kemampuan kita," ucap Fahd El Fouz A. Rafiq di kantor DPP Bapera, Tanah Abang, Jakarta pada, Senin (21/11/2022).
Ketua Umum DPP Bapera ini melanjutkan ulasan dari salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.
BERITA TERKAIT :"Perhatikan pikiranmu karena dia akan menjadi kata-katamu, perhatikan kata-katamu karena dia kan menjadi tindakanmu, perhatikan tindakanmu karena dia akan menjadi kebiasaanmu, perhatikan tindakanmu karena dia akan membentuk karaktermu, perhatikan karaktermu karena dia akan menentukan nasibmu, ungkapnya dalam satu rapat internal," ujar Fahd.
Fahd yang pernah menjabat ketua PP AMPG memiliki dua rumah sakit aktif di Depok, Jawa Barat. Kedua RS ini dikhususkan untuk para fakir miskin yang ingin berobat tapi kesulitan akses. "Sekali lagi ini bukan perilaku riya, akan tetapi memang keyakinan saya mengharuskan hal itu, dan saya konsisten menjalankan hal tersebut," tegasnya.
Bukan pemandangan biasa ketika para fakir miskin berobat walaupun sudah memiliki BPJS masih kesulitan untuk berobat, khususnya di rumah sakit negeri. "Sering mendapat keluhan dari masyarakat soal pelayanan apalagi pasien gawat darurat di sinilah hati saya terbuka. Bayangkan jika itu menimpa diri saya, keluarga saya, pasti batin ini akan menjerit. Di sini kita bertaruh yang lebih besar yaitu soal nyawa manusia, karena nyawa manusia khususnya orang-orang yang dicintai tidak bisa disandingkan dengan apapun," tuturnya.
Bayangkan, kata Fahd, ketika korban gawat darurat seperti tabrakan atau serangan jantung jika tidak segera ditolong maka nyawa adalah taruhannya. "Di sinilah letak nilai besarnya. Sekali lagi saya hanya meluruskan niat untuk menolong kepada orang yang sangat membutuhkan dengan cara saya, kadar dan kemampuan. Inilah yang bisa saya berikan khususnya untuk masyarakat Depok dan sekitarnya," imbuh Fahd.
Mantan Ketum DPP KNPI ini menjabarkan, membela fakir miskin berarti melanjutkan tugas Rasulullah dalam upaya membuang beban penderitaan dan belenggu kemiskinan yang melanda mereka.
"Rasulullah bersabda, kamu ditolong dan diberi rizqi karena bantuan orang-orang lemah di antara kamu.” (Ash Habussunan). Dan kepada istrinya, beliau berpesan, “Wahai Aisyah, cintailah orang miskin dan akrablah dengan mereka agar Allah-pun akrab dengan engkau pada hari kiamat.” (Al-Hakim). Kepada umatnya, beliau berwasiat, “Segala sesuatu ada kuncinya, dan kunci surga adalah mencintai orang-orang miskin.” (HR. Darul Qutni dan Ibnu Hibban).
Di sisi lain, Fahd juga memberikan sebuah pembelajaran soal apa yang dimainkan dalam 'media propaganda' khususnya frasa kaya dan miskin yang dilakukan sangat terencana. Deori dasar propaganda adalah membenturkan dua perbedaan.
"Karena otak manusia selalu memiliki satu tempat di satu masa, yang lainnya data mengantri. Apakah data tersebut sudah masuk dalam pikiran sebagian sahabat. Misalnya dibenturkan, kaya miskin, dibenturkan antara Islam Kristen, dibenturkan antara China Islam, di benturkan antara penguasa dan rakyat tertindas," urainya.
Seringkali yang dimainkan dalam media propaganda adalah antara penguasa dan rakyat tertindas.
"Ok, kalau ada sahabat yang mulai berkerut kening, saya paham sekali. Ini adalah propaganda, dibenturkan antara kezaliman kekuasaan dengan korbannya. Semuanya tujuannya satu, menarik simpati (teknik Fascinate dalam teori pikiran) dan selanjutnya adalah menggunakan kalimat generalisir, jadi siapa yang diuntungkan? Yang diuntungkan adalah yang punya kepentingan," terangnya.
Ketidaksetaraan ekonomi melahirkan ketidaksetaraan dalam banyak hal yang berefek pada politik, hukum sampai kasus kriminal kecil seperti pencurian, begal, dan lain-lain. Semua ini terjadi karena persoalan perut.
"Maka dari itu saya mengajak kepada sahabat semua untuk selalu berbuat baik kepada orang sekitarnya menurut ukuran dan kadarnya. Kita ini bangsa manusia dari bapak dan ibu yang sama yaitu Adam dan Hawa," serunya.
"Perumpamaan sesama dalam jalinan kasih sayang, kecintaan dan kesetiakawanan sama seperti satu tubuh. Bila salah satu badannya terkena sakit, maka seluruh anggota tubuh lainnya menunjukan simpati dengan berjaga semalaman dan menanggung panas karena demam," imbuh ketua Bidang Ormas DPP Partai Gokar tersebut, mengakhiri.