Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Bali Miliki Desa Bambu Agroforestri dan Konservasi Air

Tori | Selasa, 15 November 2022
Bali Miliki Desa Bambu Agroforestri dan Konservasi Air
Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik, Natalie Black
-

RN - PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) bersama Yayasan Bambu Lestari meresmikan Desa Bambu Agroforestri dan Pemulihan Air di Paviliun Hutan Bambu, Nusa Dua, Bali.

Kegiatan ini bagian dari rangkaian kegiatan B20 Indonesia.

Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) Yeh Penet dalam menjaga ketersediaan air berkualitas dan lestari melalui praktik wanatani bambu (agroforestry).

BERITA TERKAIT :
Pilkada Banten Dirusak Dengan Politisasi Hukum, Aktivis 98: Kita Tau Siapa Pemainnya
Visi Misi Airin Lebih Klop Ke Prabowo, Sony Asal Jeplak Dan Gak Paham Banten?

Acara dibuka oleh Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik, Natalie Black yang menggarisbawahi pentingnya momentum kolaboratif G20.

“Dalam semangat kolaboratif G20, saya percaya bahwa untuk mewujudkan transisi energi kita harus bekerja sama lintas batas, sektor, dan organisasi. Presidensi Indonesia B20 dan G20 merupakan kesempatan emas untuk bekerja sama mewujudkan perubahan berkelanjutan dalam pelestarian sumber daya alam. Pemerintah Inggris dengan bangga mendukung kemitraan Diageo Indonesia dengan Yayasan Bambu Lestari," tuturnya.

Hadir pula Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali,  I Made Teja yang menyampaikan bahwa kerja sama kali ini dapat menjadi model percontohan untuk menjaga sumber daya air Bali.

"Mudah-mudahan ini di Bali menjadi sesuatu yang luar biasa untuk menjaga konservasi terutama di Kawasan Yeh Penet. Selanjutnya kami harapkan ke depan bukan hanya di Yeh Penet saja. Kami juga berharap ada lokasi-lokasi lain yang dapat dikembangkan untuk menjaga sumber daya air di Provinsi Bali,” ujar Made.

Ia berharap Yayasan Bambu Lestari tidak bekerja sendirian. "Kami juga berharap dapat bermitra dengan Diageo di negara lain terutama di sabuk tropis tempat bambu dapat tumbuh dan menjaga sumber daya air, serta mengurangi emisi. Ada kearifan lokal yang percaya kalau menanam bambu, maka menanam air," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari, Monica Tanuhandaru.

“Acara ini merupakan milestone penting bagi Diageo Indonesia karena inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan merupakan inti dari rencana aksi 10 tahun kami 'Society 2030: Spirit of Progress' untuk membangun dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi kami dengan Yayasan Bambu Lestari, kami berkomitmen untuk mempelopori ‘Grain-to-Glass Sustainability’ dan tujuan kami untuk melestarikan air untuk kehidupan merupakan salah satu bagian utama,” ujar Presiden Direktur PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia), Alefiyah Sarma.

Melalui program pemulihan 7.500 Ha lahan kritis, kolaborasi ini menargetkan peningkatan debit air dan penyerapan air bawah tanah disertai penyerapan 19,8 kilo ton CO2e, pemberdayaan 150 keluarga petani serta proyeksi peningkatan pendapatan sebanyak Rp 240 juta per desa pada tahun ketiga.

Melalui ekosistem Desa Bambu Agroforestri, yang melibatkan peran serta masyarakat dan pemerintah, akan dipertunjukkan bagaimana restorasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dapat turut berpartisipasi pada pemberdayaan perempuan, dan pembukaan lapangan pekerjaan.

Program kolaborasi ini akan berlangsung selama lima tahun dan dipusatkan pada sejumlah desa di alur DAS Yeh Penet, salah satu daerah aliran sungai terbesar di Bali.

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Diageo Indonesia dan Yayasan Bambu Lestari turut disaksikan oleh Komisioner Dagang Inggris untuk Asia Pasifik Natalie Black CBE, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Owen Jenkins, Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan Gede Susila, dan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja.

#desa   #konservasi   #air