RN - Ancaman banjir diperkirakan masih akan tetap menghantui DKI Jakarta. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi akan terjadi hingga Februari 2023.
Terdapat enomena gelombang atmosfer yang cukup aktif seperti Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan sebagainya.
BERITA TERKAIT :Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan banjir di Ibu Kota tersisa 10 RT. Belasan titik banjir itu berada di Jakarta Timur.
"BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di 15 RT, saat ini menjadi 10 RT atau 0,033% dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," kata Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang, Minggu (6/10/2022).
Ini merupakan update data banjir per pukul 09.00 WIB. Michael menuturkan kondisi banjir disebabkan luapan kali Ciliwung. "Penyebab luapan kali Ciliwung," ujarnya.
Sementara Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, sudah meminta kepada anak buahnya seperti wali kota, camat dan lurah tidak cuti dalam menghadapi musim hujan.
Heru kemudian menginstruksikan lurah, camat, hingga wali kota mengidentifikasi daerah rawan banjir. Sedangkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta diminta merilis imbauan menghindari jalan tertentu apabila terjadi hujan lebat.
"Terkait dengan banjir, Bapak-bapak sudah paham, tapi kadang-kadang lupa, paham tapi kadang-kadang lupa. Para lurah, camat, walkot, identifikasi rawan banjir. Siaga penuh. Terkait dengan banjir, saya sampaikan kepada teman-teman Asbang Pak Sekda, ketika di lapangan, harus berkolaborasi," jelasnya.
"Ketika nanti Januari-Februari hujan lebat, tolong Kepala BPBD merilis misalnya dengan Dishub, mengimbau misal dua hari lagi berdasarkan analisa BMKG hujan lebat, maka jika terjadi hujan lebat, tolong warga hindari. Kan gitu Kadis Perhubungan bersama Kadis PU, Tata Air, titik-titik mana saja sampaikan sehingga dari awal kita sudah sampaikan, tidak ditanya lagi oleh masyarakat," tambahnya.
Heru tak lupa meminta agar pompa-pompa yang ada di DKI siap saat memasuki musim hujan. Selain itu, pegawai yang wilayahnya banjir diminta bisa bekerja dari rumah atau WFH.
"Kesiapan untuk Dinas Tata Air, mobil portabel dan lain-lain untuk merapat ke posisi-posisi tadi. Saya tidak tahu, Pak Sekda, teman-teman walkot, kepala dinas, apa kita bisa imbau melalui walkot, misalnya kalau banjir itu genangan di Pejaten, misalnya, Pak Walkot bisa imbau untuk WFH," ucapnya.