RN - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara akan memberikan edukasi serta melakukan sosialisasi penutupan akses ke Tanggul NCICD.
Pasalnya, tanggul tersebut bukan diperuntukan sebagai tambat labuh kapal melainkan penopang apabila air laut pasang.
Demikian pernyataan itu disampaikan oleh Wakil Walikota Jakarta Utara, Juaini usai memimpin rapat koordinasi penataan kawasan tanggul pantai di Rumah Pompa Waduk Pluit, Senin (24/10) kemarin.
BERITA TERKAIT :Ditegaskan Juaini, kegiatan edukasi serta sosialisasi untuk menghindari terjadinya kerusakan tanggul NCICD.
"Tanggul NCICD tidak dirancang atau dibangun sebagai lokasi tambat labuh kapal. Melihat fenomena yang dapat merusak tanggul atau bahaya lainnya, kami berencana akan mengurangi aktivitas tersebut," tegasnya.
Pria yang akrab disapa Bang Juaini menambahkan, ia akan melakukan imbauan agar para pemilik kapal untuk memindahkan kapal milik mereka ke pelabuhan-pelabuhan yang sudah ada.
"Saat ini proses pendataan sudah dilakukan. Proses sosialisasi dilakukan dengan mengumpulkan pemilik kapal pada Senin depan. Kami berharap mereka dapat teredukasi dan mau memindahkan kapal-kapalnya yang tambat labuh di tanggul," ucapnya.
Untuk diketahui, dari pendataan per hari Jumat (21/10) lalu didapati ada sebanyak 83 kapal yang melakukan tambat labuh di tanggul NCICD yang terdiri dari 71 kapal perikanan dan 12 kapal non perikanan.
Sementara tanggul NCICD dibangun untuk penataan wilayah pesisir Utara. Bukan hanya itu saja, tanggul tersebut juga difungsikan sebagai penopang air laut jika terjadi pasang. Serta upaya pemerintah kota dalam mencegah banjir karena rob.