RN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan perpindahan atau relokasi Monumen 66 dari Kawasan Rasuna Said, Kuningan ke Taman Menteng.
Monumen 66 ini direlokasi dikarenakan tertutup halte busway dan terhalang stasiun LRT.
Anggota DPD RI Fahira Idris menilai monumen tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sebuah kota. Bagi sebuah kota dan warganya, sebuah monumen bukan sekedar sebuah bangunan fisik, tetapi memiliki makna yang mendalam atas peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di kota tersebut.
BERITA TERKAIT :Jakarta sebagai epicentrum peristiwa besar yang terjadi di negeri ini mulai dari perhelatan Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan, gelombang besar Tritura yang dipelopori mahasiswa 1966, sampai reformasi 1998, bertebaran monumen-monumen yang melambangkan perjuangan masa lalu salah satunya Monumen 66.
“Saya sebagai warga Jakarta mengucapkan apresiasi dan menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Pemprov DKI Jakarta dalam pemindahan Monumen 66 dari kawasan Rasuna Said, Kuningan ke Taman Menteng ini. Terima kasih tetap mengabadikan perjuangan generasi terdahulu. Semoga monumen ini menjadi inspirasi setiap generasi negeri ini,” ujar Fahira di sela-sela peresmian perpindahan Monumen 66 di Taman Menteng, Jakarta, kemarin.
Menurut Fahira, yang juga putri salah satu tokoh utama penggerak Tritura atau Angkatan 66 Fahmi Idris, Monumen 66 yang pertama kali diresmikan pada 1992 ini dibangun untuk mengenang dan menularkan inspirasi kepada setiap generasi bahwa pada suatu masa tepatnya pada tahun 1966. Pernah bersemai sebuah gerakan gemilang yang dimotori anak muda dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan demi menjaga kestabilan negara.
Selain memenuhi unsur sosial, Monumen 66 ini juga memiliki fungsi estetika karena menambah keindahan kota. Penempatan Monumen 66 di Taman Menteng juga dinilai Fahira sebagai pilihan yang tepat. Sebab, taman adalah tempat masyarakat berkumpul, tempat orang tua mengajak anak-anaknya, tempat warga berinteraksi dalam kondisi rileks dan dalam suasana harmonis. Dengan monumen ini, kawasan Menteng akan tampak lebih hidup lagi.
“Namun, dari itu semua, fungsi paling hakiki dari Monumen 66 ini adalah fungsi edukasi karena bisa menjadi wahana pendidikan yang efektif untuk mengenang, mengambil saripati dan mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi setiap generasi,” pungkas Fahira Idris.
Pada kesempatan ini, Fahira Idris juga menyerahkan Piagam Penghargaan DPD RI kepada semua pihak mulai dari Pemprov DKI Jakarta hingga para pekerja di lapangan yang kontribusinya sangat penting dalam proses relokasi Monumen 66 dari Jalan Rasuna Said ke Kawasan Taman Menteng, Jakarta