RN – PSSI tidak boleh lepas tangan atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang. Federasi harus bertanggung jawab menuntaskan kasus ini.
Tragedi Kanjuruhan menjadi perhatian dunia, sebab ada 125 orang tewas akibat kericuhan seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022 antara Arema Vs Persebaya Surabaya. Banyak tokoh dan football family yang mengucapkan belasungkawa atas terjadinya insiden ini.
Tak terkecuali FIFA yang merupakan badan sepakbola dunia, di mana PSSI merupakan salah satu anggotanya. PSSI saat ini tengah menjalin komunikasi dengan FIFA terkait insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang.
BERITA TERKAIT :PSSI sejauh ini berharap Indonesia tidak mendapat sanksi atas tragedi tersebut. Mereka menyebut oknum sebagai pihak paling bertanggung jawab atas insiden tersebut, sehingga FIFA bisa berpikir ulang jika mau menjatuhkan sanksi.
Sebab jika ada sanksi FIFA, maka Indonesia tidak bisa jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan tampil di sejumlah ajang internasional.
Meski demikian, pendapat berbeda diutarakan oleh Koordinator Presidium Demokrasiana Institute Zaenal Abidin Riam. Menurut pria yang juga pengamat kebijakan publik tersebut, PSSI sebagai federasi harus membereskan persoalan itu setuntas-tuntasnya.
Sebab, PSSI adalah pemegang kuasa penuh atas kegiatan sepakbola di Indonesia dan PT Liga Indonesia Baru sebagai penerima mandat operator liga. Selain itu, Zaenal juga meminta pihak lain untuk tidak lepas tangan dari Tragedi Kanjuruhan tersebut.
"Ini bukan waktunya untuk lepas tangan dan cuci tangan. Secara umum penyelenggaraan liga sepak bola di Indonesia merupakan tanggung jawab penuh PSSI. Dalam menjalankan tanggung jawab tersebut, PSSI kemudian menugaskan PT. Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai badan teknis yang mengurus liga," kata Zaenal Abidin.
"Dalam hal pelaksanaan, demi menjaga keamanan dan ketertiban, maka panitia pelaksana bekerjasama dengan pihak kepolisian dan jajaran TNI setempat untuk mengamankan jalannya pertandingan," sambung pria yang akrab disapa Enal ini.