RN - Tol Pemalang-Pejagan, Brebes, Jawa Tengah minta tumbal. Kawasan itu disebut-sebut banyak penunggunya.
"Saya kalau lewat pas Pejagan selalu baca ayat kursi. Sering ada penampakan," tegas Ardianto, warga Jakarta yang sering mudik ke Brebes dan keluar Tol Pejagan saat ditemui wartawan di rest area, Minggu (18/9) malam.
Bapak tiga anak itu kaget saat mendengar adanya tabrakan beruntun 13 kendaraan. "Bulan lalu saya nyaris nabrak truk, karena di depan tidak terlihat," bebernya.
BERITA TERKAIT :Pada Minggu (18/9/2022) sore, satu orang dilaporkan meninggal dan 19 mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut.
“Dari laporan sementara, satu orang dilaporkan meninggal dunia di TKP dan 19 orang lainnya mengalami luka-luka,” kata Kepala Cabang Pejagan-Pemalang Tol Road (PPTR).
Para korban langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit di wilayah Pantura. “Semua korban sudah di bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan,” lanjutnya.
Kecelakaan terjadi lantaran kepulan asap dari pembakaran rumput di sebelah ruas Tol yang mengganggu pandangan. Jarak pandang pengemudi menjadi terbatas sehingga terjadilah kecelakaan beruntun.
Sebanyak 13 kendaraan tercatat terlibat kecelakaan beruntun. Mulai dari truk hingga kendaraan mobil pribadi. Kecelakaan beruntun 13 mobil terjadi di Jalan Tol ruas Pejagan-Pemalang KM 253A di Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kecelakaan beruntun terjadi pukul 14.00 WIB, Ahad (18/9/2022). Adapun kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun adalah 13 kendaraan.
Diantaranya Fortuner H 1236 IP, Avanza B 1674 EVM, Avanza H 8538 YP, Honda Civic AG 1870 ME, Expander AB 1125 UP, Inova G 9133 QC, Ertiga B 1781 DS, danCalya B 1466 UIK. Selanjutnya Truk Boks B 9076 UCG, Xenia B 1301 BK, Expander H 8538 YP, Chevrolet Spin D 1782 XU dan nova B 1674 EVM.
Ada None Belanda
Berdasarkan banyak cerita, kalau None Belanda itu biasanya mangkal di KM 260B. Rest area adalah gedung yang berdiri sejak zaman Belanda.
Tampilannya memang khas bangunan kolonial, lengkap dengan bata merah yang memberi kesan arsitektur terakota. Bagian dalamnya sudah direnovasi, namun beberapa bagian masih asli untuk mempertahankan kesan otentik.
Rest area ini dulunya merupakan Pabrik Gula Banjaratma, yang didirikan oleh perusahaan perkebunan Amsterdam pada 1908. Pada 1997, perusahaan ini bangkrut akibat biaya operasional lebih tinggi dari pemasukan.
Beberapa tahun lalu, Pemprov Jateng merenovasi gedung tersebut untuk dijadikan sebagai rest area, karena lokasinya sangat dekat dengan jalan tol.
Gedung utama yang berukuran sangat besar menjadi tempat pengunjung untuk melepas penat, sembari menikmati berbagai dagangan yang ditawarkan di gerai UMKM setempat. "Sekarang None itu jalan-jalan di tol dan arah Pejagan-Pemalang," ungkap seorang sopir truk yang sering melihat penampakan.