Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Mahasiswa Ngaku Non-biner, Anggota DPR: Terlalu Bersikeras

Tori | Senin, 22 Agustus 2022
Mahasiswa Ngaku Non-biner, Anggota DPR: Terlalu Bersikeras
Wakil Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf/Net
-

RN - Jagat raya ramai video pengusiran seorang mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar saat mengikuti pengenalan kampus. Mahasiswa tersebut dikeluarkan dari ruangan hanya karena tidak bisa menentukan status gendernya.

Merespons itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf menilai insiden pengusiran maba di Unhas tidak sepatutnya terjadi. Sebaliknya, ia juga memandang agar mahasiswa yang mengaku nonbiner tidak bersikeras.

Dede mengatakan, mahasiswa berinisial NA yang mengaku nonbiner terlalu memaksakan.

BERITA TERKAIT :
Wakil Ketua DPRD Ungkap Kota Bekasi Darurat Kekurangan Guru
Ketua Komisi IV: Kategori Kota Bekasi Jadi Kota Layak Anak Jangan Hanya Di Atas Kertas

"Saya baca soal ini dan menurut saya mahasiswa tersebut juga memaksakan diri," ujar Dede kepada wartawan, Minggu (21/8/2022).

Menurut Dede, mahasiswa terkait cukup menyampaikan biner sesuai yang tertera di KTP. "Padahal selama acara resmi seperti ini, tidak perlu dia menjelaskan soal kebinerannya. Apa yang tertuang di KTP atau kartu mahasiswa itu saja yang perlu disampaikan," kata Dede.

Di sisi lain, Dede menegaskan bahwa terlepas dari apa yang dirasakan NA soal kebineran, ia tetap merupakan warga negara Indonesia.

"Jadi tetap berhak mendapatkan pendidikan. Seyogyanya memang tidak perlu diusir, cukup dibawa ke ruangan lain untuk diarahkan," kata Dede.

Kabar pengusiran maba Unhas viral lewat sebuah video yang viral di media sosial sejak Jumat (19/8/2022).

Mulanya mahasiswa yang diketahui berinisial NA itu mengaku gerah di ruangan. Ia pun mengibaskan tangannya. Tak lama ia dipanggil ke depan dan status jenis kelaminnya.

NA menjawab statusnya adalah non binary (non biner). Bukan perempuan, bukan juga laki-laki.

Mendengar jawaban itu, dua dosen terlihat heran. Mereka kemudian kembali meminta penegasan mahasiswa tersebut. 

"Kau juga yang pertama dikasih keluar karena undang-undang tidak ada status laki-laki dan perempuan. Harus ada pilihan. Di KTP mu apa?" tanya dosen perempuan dalam video itu.
Seorang dosen laki-laki kemudian menyambung pertanyaan tersebut dengan pertanyaan yang sama. Dosen tersebut mempertegas jenis kelamin mahasiswa itu di pada KTP-nya.

"Di KTP mu apa? Laki-laki toh? Di Kartu mahasiswa laki-laki atau perempuan?" tanya dosen tersebut.

Mahasiswa tersebut lantas menjawab dengan lugas jika status kelamin di KTP-nya ialah laki-laki. Selanjutnya, dosen itu kemudian kembali bertanya soal gender mahasiswa itu apakah laki-laki atau perempuan.

"Tidak keduanya, di tengah-tengah. Makanya gender netral, Pak," jawab mahasiswa dalam video.

Dosen laki-laki kemudian menimpali jawaban mahasiswa itu bahwa tak ada gender netral.

"Tidak ada netral. Kau ji netral sendiri itu," ucap dosen itu.

"Karena saya mengidentifikasi diri saya seperti itu, Pak," timpal mahasiswa itu.

Mendapat jawaban tersebut, dosen laki-laki itu kemudian meminta panitia untuk mengeluarkan mahasiswa baru itu dari forum.
 

#mahasiswa   #KTP   #DPR