Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Banyak Seks Bebas, Mampukah Ganjar Basmi AIDS Di Jawa Tengah

RN/NS | Sabtu, 30 Juli 2022
Banyak Seks Bebas, Mampukah Ganjar Basmi AIDS Di Jawa Tengah
-

RN - Jawa Tengah sepertinya masuk zona merah virus AIDS dan HIV. Sebab saat ini ada 35 kota/kabupaten yang warganya terserang penyakit seks bebas tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dipublikasikan Badan Narkotika Nasional (BNN), Jawa Tengah menjadi daerah dengan jumlah pengidap AIDS terbanyak di Indonesia mencapai 1.387 orang pada 2020.

Jumlah pengidap AIDS terbanyak kedua ada di Papua, yaitu sebanyak 874 orang pada tahun lalu. Jawa Barat menyusul dengan jumlah pengidap AIDS sebanyak 836 orang.

BERITA TERKAIT :
Dico Ganinduto Masuk Radar Golkar Untuk Pilgub Jateng, Pengamat: Bagus dan Sangat Positif!
Lebaran, Perputaran Duit Di DIY Dan Jateng Tembus Rp25,6 Triliun 

Kemudian, jumlah pengidap AIDS di Bali tercatat sebanyak 830 orang. Lalu, Papua Barat dan Jawa Timur memiliki pengidap AIDS masing-masing sebanyak 783 orang dan 495 orang.

Dari 34 provinsi di Indonesia, hampir semua atau sebanyak 33 provinsi memiliki pengidap AIDS pada 2020. Hanya Gorontalo yang tercatat tidak memiliki pengidap AIDS pada tahun lalu.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah beserta jajarannya di daerah diminta semakin aktif dalam mengedukasi risiko HIV/AIDS kepada masyarakat.

Artinya, tdak ada daerah di Jawa Tengah yang luput dari penyebaran penyakit penurunan kekebalan tubuh ini. Jika tidak diwaspadai, bukan tidak mungkin kasusnya akan terus bertambah.

“Maka, KPA dan jajarannya di daerah harus terus mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit HIV/AIDS yang terus mengancam,” ungkap Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, di Semarang, Jumat (29/7/2022).

Wagub juga menyampaikan, KPA harus memperkuat koordinasi dalam rangka pencegahan penyebaran HIV/AIDS. Selain itu, KPA juga harus dapat menguatkan mental Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Dalam mengoptimalkan dan memudahkan upaya pencegahan, KPA harus bisa menggandeng elemen masyarakat yang lain. Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan unsur lainnya juga harus diajak diskusi bagaimana meningkatkan pencegahan melalui sosialisasi serta edukasi yang efektif.

“Jangan sampai kita semua lengah, apalagi abai jika HIV/AIDS juga masih terus menjadi anaman,” kata Taj Yasin.

Di sisi lain, masyarakat (ODHA) perlu dimotivasi dan dikuatkan mentalnya, termasuk diajak ikut mencegah. Biasanya masyarakat (ODHA) ini saling mengetahui satu dengan lainnya. “Maka kita perlu pendekatan terhadap mereka yang terjangkit HIV ini dengan pendampingan yang baik, diberikan dukungan semangat,” tambah Ketua Pelaksana KPA Jawa Tengah ini.

Taj Yasin mengatakan, penyebaran HIV/AIDS sudah merata dan jika tidak diantisipasi kasusnya akan terus naik di Jawa Tengah. Pemerintah Jawa Tengah, kata dia, berkomitmen penuh memberikan dukungan kepada KPA se-Jawa Tengah agar dapat bekerja maksimal.

“Kita ingin agar penyebaran HIV/AIDS diantisipasi, pada saat yang sama, ODHA juga  mendapat perhatian yang cukup sehingga kasus HIV/AIDS akan dapat ditekan,” kata wagub.