Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

13 Tahun Mengabdi di RGI, Muhidin Cetak Ribuan Pemuda Mandiri Jago Komputer

Tori | Kamis, 21 Juli 2022
13 Tahun Mengabdi di RGI, Muhidin Cetak Ribuan Pemuda Mandiri Jago Komputer
Muhidin bersama para santrinya di RGI/Laz Al Azhar
-

RN - Muhidin Saimin (48) sudah 13 tahun mengabdi di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) Kampus Sawangan, Depok. Ia menjadi instruktur jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) kampus tersebut. 

Ayah dari empat orang anak ini memiliki dedikasi yang tinggi untuk terus mendampingi pemuda dari kalangan kurang mampu agar dapat meraih cita-cita dan kesuksesan di masa depan.  

Kiprahnya dimulai dari informasi yang diperolehnya ari Komunitas Pengguna Linux Indonesia (KPLI). Saat itu ada kabar rencana RGI membuka kelas baru yaitu jurusan TKJ. 

BERITA TERKAIT :
Tahun 2024, Pemerintah Kucurkan BOSP Rp57 Triliun, Bukti Kepedulian Jokowi Terhadap Pendidikan
Lucu, Sudah Hampir 10 Tahun Jadi Presiden Tapi Jokowi Baru Sadar Lulusan Sarjana Sedikit

Dirintis bersama oleh empat orang penggagas akhirnya kelas TKJ mulai dibuka pada bulan September 2009 yang saat itu RGI sudah masuk angkatan ke-2. 

Menurut Muhidin, saat itu ia tengah menjadi pengajar di SMA Plus PGRI Cibinong.

“Saya menemukan peserta didik dari berbagai macam daerah, ada yang ngomong bahasa Indonesia aja masih kaku dan ada yang awal bergabung di kelas TKJ sendiri dia belum paham sama sekali," ulasnya. 

Di RGI sendiri tidak memperhatikan latar belakang pendidikan dari masing-masing santri, bahkan ada yang hanya lulusan SD. "Semua jadi tantangan menarik buat saya,” ujarnya.

Muhidin lebih banyak mendengar daripada hanya sekadar berbicara. Jadi, dari hal tersebut ia akan terus memahami kondisi dari masing-masing anak ehingga kegiatan belajar pun akan lebih menyenangkan. 
 
“Saya tidak memaksakan mereka kepada target kapan mereka harus selesai, atau mereka harus hebat di materi saya. Tapi saya lihat mereka memiliki potensinya di bidang apa nih, konsep dasarnya mereka nyaman di bagian apa nih,” katanya.
 
Terapkan Metode Belajar Ala ‘Tutor Sebaya’

Tutor Sebaya (peer teaching) adalah metode belajar yang berarti santri mengajar santri lainnya atau yang berperan sebagai pengajar (instruktur) adalah santri. 

Bagi santri yang sudah menguasai materi tertentu dia dapat mengajarkan kembali kepada rekan-rekannya yang belum paham. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk terus menumbuhkan rasa percaya diri kepada santrinya. 

Menurutnya model pembelajaran ini menjadi lebih efektif untuk diterapkan bagi santri RGI. Proses pembelajaran seperti ini dinilai akan membentuk santri menjadi lebih mandiri dan melatih satri untuk berani bertanya. 

Dengan Tutor Sebaya para santri akan mendapatkan rasa nyaman. Sebab bagaimana pun hubungan antarteman terasa lebih dekat dibandingkan dengan instruktur. Namun, kegiatan pembelajaran tersebut tetap diawasi dan didampingi instruktur. 

Berbagai Mata Diklat Dasar Keahlian (MDDK) diberikan kepada santri RGI tentang hardware, software, dan jaringan komputer. Sedangkan Muhidin memberikan materi untuk santri kelas TKJ yakni tentang server dan web development. 

Hal yang menjadi nilai plus dari sistem diklat di RGI, menurut Muhidin, menerapkan pendidikan berbasis pesantren. Di mana para para instruktur tidak hanya memberikan keahlian di satu bidang tapi juga membentuk akhlak yang baik. 

“Konsep dasar pembelajaran itu sejatinya berangkat dari adab dulu sebelum ilmu, InsyaAllah ketika seseorang memiliki adab yang bagus, proses belajarnya juga pasti lancar dan terasa nyaman,” katanya. 

Sukses Mencetak Generasi Muda Banyak Karya

Rasa lelah Muhidin hilang dan semangatnya akan bertambah saat para alumni dapat bekerja di berbagai perusahaan atau mampu membuka usaha sendiri. 

Belasan tahun menjadi instruktur, Muhidin telah berhasil mencetak ribuan santri RGI dengan memiliki keahlian di bidang jaringan komputer hardware maupun software. 

“Alhamdulillah, para alumni sudah banyak yang kemampuannya melewati instruktur. Beberapa alumni sudah menjadi engineer, salah satunya bekerja di PT Anabatic Technologies yaitu perusahaan pembuat aplikasi e-money, ada juga yang sudah memegang server khusus, menjadi programmer, jadi pengajar, tim it support di beberapa perusahaan, bahkan yang dari Bangka Belitung saat ini memiliki usaha service sendiri,” ungkapnya. 

Di samping kesibukannya menjadi instruktur RGI, Muhidin pun aktif mengisi berbagai kegiatan sebagai narasumber bersama tim ahli Kemendikbud, Kementerian Kesehatan, dan kegiatan lainnya.

“Semoga untuk generasi produktif dan santri RGI di masa depan jangan pernah putus asa, teruslah memiliki mimpi dan keinginan sukses sampai bisa mandiri. Tetap bersemangat untuk mewujudkannya,” harapnya.