RADAR NONSTOP - Pengeroyokan seorang anggota TNI AL di Arundina, Ciracas pada Selasa (11/12/2018) pukul 15.30 WIB oleh juru parkir berbuntut panjang.
Malam harinya (Pasca kejadian) sekelompok orang berbadan tegap menyisir Arundina mencari para pengeroyok yang diduga berjumlah 7 orang.
Para pelaku yang ketakutan akhirnya bersembunyi (mengamankan diri) di Polsek Ciracas. Oleh Polsek, para pelaku dan korban pengeroyokan di mediasi untuk berdamai dan menyelesaikan cara kekeluargaan.
BERITA TERKAIT :Akan tetapi, meski proses mediasi berjalan lancar, kelompok yang menyisir Arundina mencari para pelaku tetap ngotot ingin bertemu dengan ke 7 pelaku pengeroyokan.
Karena baru satu pelaku pengeroyokan yang diamankan, sementara pelaku 6 orang belum ditangkap, akhirnya pihak kepolisian meminta waktu hingga 2 hari untuk menangkap pelaku.
Namun hal tersebut tidak terjadi kesepakatan hingga memicu ketegangan dan pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.
Tak hanya membakar, para pelaku yang rata-rata berbadan tegap dan rambut cepak itu juga memukuli Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar.
Kini, Kapolsek Ciracas dalam perawatan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Belum diketahui luka dibagian mana yang membuat, Kompol Agus Widar dirawat.
Namun, salah satu anggota kepolisian Aiptu Harsono mengatakan bahwa Kapolsek megalami luka pukul dibagian perut dan dana. Karena kondisi tersebut, ia dilarikan kerumah sakit.
"Pak Kapolsek sempat di pukul dibagian dana dan bahu. Sekarang sudah dirawat di RS Polri," kata Aiptu Harsono saat ditemui di Mapolsek Ciracas, Rabu (12/12/2018).
Menurutnya, saat ini Agus sedang dirawat di Rumah salah satu ruangan VIP di RS Polri Keramat Jati. Beruntung Wakapolsek Ciracas, AKP Bambang tidak terkena luka parah.
"Kebetulan pak Kapolsek pas kejadian sedang ada disini (Mapolsek) Dia memang selalu berjaga disini, selalu stand by," ujarnya.
Warga Dengar Ledakan dari Mapolsek
Dari pengakuan warga yang tinggal disekitar Mapolsek, massa mulai berkumpul sekitar pukul 22.00 WIB.
Setelah beberapa lama, pukul 23.30 WIB warga mengaku mendengar suara ledakan. Merekapun yang tinggal disekitar Mapolsek mengaku ketakutan.
"Takut banget kita. Jam setengah dua belas ada ledakan berkali-kali," ucap Heri (36), Rabu (12/12/2018).
Mereka segera keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. Namun sejumlah massa melarang warga mendekat apalagi mengambil gambar ataupun video.
"Pas kita keluar ingin lihat, diusir-usirin. Gak boleh mendekat. Bukan, bukan sama Polisi. Tapi sama massa yang tubuhnya gede-gede itu," katanya.
Heri justru tidak melihat anggota kepolisian yang berjaga ataupun menenangkan warga sekitar.
"Gak ada Polisi satupun yang terlihat. Malah kata warga sebrang (permukiman yang sejajar dengan Polsek) polisinya pada lari ke rumah-rumah warga buat berlindung," ungkapnya.
Tak lama kemudian, suasanapun mulai memanas. Terlihat kobaran api dan beberapa unit mobil pemadam kebakaran yang datang.
"Sekitar seperapat jam itu api besar, karena kita gak boleh dekat-dekat, kita cuma bisa lihat dari sebrang kali ini," kata Heri.
Kondisi mulai kondusif saat Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Joni Supriyanto dan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis datang ke lokasi.
Saat itu massa yang merusak dan membakar Polsek Ciracas langsung berhamburan meninggalkan lokasi.
"Pas Pangdam sama Kapolda datang, orang-orang (massa) itu pada kabur ninggalin lokasi. Mereka pada bawa motor. Langsung pergi kearah sana (Pasar Rebo)," kata Heri.
Ia dan warga lain mengaku masih was-was hingga saat ini dan takut kejadian terulang lagi.
"Was-was iya. Takut pasti, soalnya kan ini belum selesai. Belum ketangkep semua pelaku pembakarannya. Jadi wajar kita masih takut ada penyerangan lagi," ungkap warga.