Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Ngeri! 149 WNI Tewas Hingga Ada yang Disiksa di Malaysia, Sukamta Minta Dibentuk Tim Ad Hoc

Tori | Rabu, 29 Juni 2022
Ngeri! 149 WNI Tewas Hingga Ada yang Disiksa di Malaysia, Sukamta Minta Dibentuk Tim Ad Hoc
Anggota Komisi I DPR, Sukamnta/Humas DPR RI
-

RN - Pemerintah harus memberikan perhatian ekstra untuk mengungkap kebenaran temuan ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) yang meninggal di pusat tahanan imigrasi di Malaysia. 

Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) dalam laporannya baru-baru ini, mengungkap total ada 149 PMI meninggal dunia di lima pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia. 

"Saya minta Kemenlu untuk segera menindaklanjuti temuan ini, apalagi juga muncul kabar adanya penyiksaan yang selama ini dialami tahanan WNI di sana," ujar anggota Komisi I DPR RI, Sukamta dalam keterangannya, Rabu (29/6/2022).

BERITA TERKAIT :
BP2MI Soroti Diskriminasi PMI Terkait Barang Dibongkar Bea Cukai
Belasan Buruh Migran Tewas di Malaysia, Aktivis 98: Menteri Dan BP2MI Gak Becus Kerja!

Adanya informasi yang beredar di beberapa media massa bahwa kejadian penyiksaan WNI telah berlangsung bertahun-tahun, menurut Sukamta juga perlu diungkap secara menyeluruh. 

"Mestinya jika kasus ini sudah berlangsung lama, pihak Kedubes Indonesia di Malaysia mengetahui kejadiannya," tengarainya.

Lebih janggal lagi, dia mencermati perbedaan laporan data yang dirilis KBMB dengan KJRI. "Saya kira ini ada yang aneh, temuan KBMB disebut berdasar data dari Kedubes Malaysia di Jakarta ada ratusan tahanan WNI yang meninggal di tahanan selama tahun 2021-2022, sementara menurut KJRI hanya ada tujuh tahanan WNI yang meninggal dalam kurun waktu yang sama. Perbedaan datanya sangat mencolok," paparnya.

Untuk mengoptimalkan proses penyidikan, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR ini mengusulkan dibentuk tim adhoc yang terdiri dari Kemenlu, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), interpol Indonesia, juga melibatkan perwakilan dari organisasi pekerja migran. 

"Saya berharap kasus ini bisa segera diungkap, karena sangat ironis jika temuan ini betul terjadi. Pemerintah juga perlu segera membuat langkah dan kebijakan yang tegas agar tidak terulang kejadian yang sama di masa depan," tandasnya.