Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Doakan Anies Jadi Presiden

Gerindra Pecat Taufik, Orang Besar Itu Karena Konflik

NS/RN | Rabu, 08 Juni 2022
Gerindra Pecat Taufik, Orang Besar Itu Karena Konflik
-

RN - Suhu politik Jakarta memanas. Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra mendadak mengumumkan kalau M Taufik dipecat sebagai kader. 

Pemecatan M Taufik diduga buntut dari ucapannya yang mendukung Anies Baswedan sebagai Presiden. Lucunya, lagi pemecatan politisi senior itu dengan alasan Prabowo kalah dengan Jokowi saat Pilpres 2019 di Jakarta. 

Padahal, kekalahan Prabowo di pilpres hampir merata disemua provinsi. Dan anehnya, tidak ada pemecatan di daerah. 

BERITA TERKAIT :
Jatuh Bangun Ariza Bisa Jadi Cermin Politisi Lokal Jakarta Yang Mau Melenting Ke Atas
Ariza Memang Hoki, Dapat Hadiah Jabatan Wakil Menteri

Pemecatan itu menjadi riuh. Netizen mengaitkan kalau aksi pemecetan M Taufik karena Gerindra gerah atas ucapan doa kalau Anies Presiden. 

"Panik ya Gerindra, apa betul ada pribahasa buruk rupa cermin dibelah," tulis seorang netizen di Twitter, Selasa (7/6) malam.

Pemerhati politik Adib Miftahul menilai, pemecatan itu seperti ada yang aneh dalam internal Gerindra. Dia menduga partai besutan Prabowo lagi panik.
 
"Jangan juga pakai pribahasa buruk rupa lalu cermin dibelah. Publik akan bertanya kenapa hanya alasan pilpres kalau Prabowo kalah dengan Jokowi kalah di Jakarta. Padahal, Prabowo saat ini sudah bergabung dengan Jokowi," tegas Adib yang juga pendiri Kajian Politik Nasional (KPN).

 Sementara Taufik mengungkit prestasi memenangkan Joko Widodo dan Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta 2012 dan 2017.

Taufik berkata ia juga mampu mengamankan belasan kursi parlemen untuk Gerindra. Dia mempertanyakan alasan kekalahan Pilpres 2019 terkait pemecatannya.

"Gubernur dua kali, wagub dapat. Kalau itu dinilai apa saya enggak tahu, silakan saja masyarakat menilai," kata Taufik dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Selasa (7/6).

Taufik berpendapat pemenangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 merupakan kerja nasional. Dia mempertanyakan alasan hanya dirinya yang dipecat karena kekalahan tersebut.

Meski demikian, Taufik mengaku pasrah dengan pemecatan yang dilakukan Gerindra. Dia merasa sudah memberikan kerja-kerja terbaik untuk memenangkan Gerindra di DKI Jakarta.

"Kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," ucapnya.

Taufik berkata belum menentukan langkah lanjutan mengenai pemecatan dari Gerindra. Dia mengungkap belum ada surat resmi terkait pemecatan itu.

Pemecatan Taufik diumumkan Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra.

Wakil Ketua MKP Gerindra Wihadi Wiyanto mengungkap sejumlah alasan pemecatan Taufik. Salah satunya adalah kekalahan pada Pilpres 2019.

"Pada saat Pilpres DKI Jakarta, itu kalah, itu menjadi catatan juga," tutur Wihadi di Kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Selasa (7/6).

Sementara Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan Taufik belum final. Ia mengatakan kabar pemecatan Taufik baru berbentuk rekomendasi dari MKP dan belum diputuskan DPP Gerindra.

"Bentuknya baru rekomendasi, jadi DPP sendiri belum memutuskan," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/6/2022).

Menurut dia, informasi terkait pemecatan merupakan rekomendasi dari hasil sidang MKP. Hasil sidang itu akan dibawa ke DPP Partai Gerindra untuk selanjutnya dibahas dalam rapat internal partai yang dipimpin Ketua Umum DPP Partai Prabowo Subianto.

"Tentu kami berharap nanti apapun kebijakan yang diambil partai, oleh DPP tentu kebijakan yang baik untuk semuanya. Itu harapan kami di DKI Jakarta," katanya.

"Kami tentu berharap Gerindra ke depan di Jakarta, apalagi di tingkat nasional bisa lebih baik lagi," kata Riza yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Riza menambahkan, sampai detik ini, Taufik masih menjadi anggota DPRD DKI dan juga pengurus di DPP Partai Gerindra sekaligus sebagai anggota partai. 

"Saya sebagai Ketua DPD (Gerindra) DKI Jakarta tentu akan patuh, taat terhadap partai, apapun nanti keputusan yang diambil akan kami laksanakan," katanya.

Makin Besar 

Istilah orang besar karena konflik bisa terjadi pada Taufik. Sebelum insiden Taufik, almarhum Haji Lulung pernah merasakan getirnya dipecat dari PPP lantaran mendukung Anies dan menolak Ahok saat Pilkada DKI. 

Lalu, Lulung pindah ke PAN dan membawa gerbong PPP. Alhasil, suara PAN melonjak dan PPP remuk. Nah, bisa saja hal ini terulang pada Gerindra. 

Partai besutan Prabowo itu telah melepas kader potensial di partainya. Diketahui, sejak Gerindra berdiri, Taufik adalah ujung tombak Prabowo di Jakarta. 

Dia berhasil membesarkan Gerindra yang saat ini mendapatkan 19 kursi dengan total 935.793 suara. Bahkan jejak rekam Prabowo juga besar dengan konflik. 

Mantan Danjen Kopassus itu mendirikan Gerindra lantaran tidak sreg lagi dengan Partai Golkar saat itu. Kini kepiawaian Taufik diuji, apakah dia akan berhasil membesarkan NasDem di Jakarta?