RN - Investasi Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk bisa menjadi bola liar. Sebab, kondisi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk masih naik turun.
Seperti diberitakan, Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan mempertanyakan adanya investasi PT Telkomsel di GoTo. Apalagi kata dia, harga saham GoTo sempat anjlok 50% lebih sejak IPO, hingga ke angka Rp194/lembar.
Anjloknya harga saham GoTo ini menunjukkan mungkin tidak adanya perhitungan yg matang atau risk management yg baik dalam investasi yang dilakukan PT Telkomsel yang merupakan anak perusahaan BUMN Telkom. Harga saham GoTo turun hingga 26,9% dari harga pembelian yang dilakukan oleh PT. Telkomsel sebesar Rp265,5/lembar.
BERITA TERKAIT :Pengamat politik, Adib Miftahul menduga investasi PT Telkomsel di GoTo ada konflik kepentingan. Perhitungan tidak cermat kata dia, bisa berdampak pada Telkomsel.
Adib meminta kepada KPK agar segera menindak lanjuti dugaan-dugaan adanya kepentingan lain. "Telkomsel bisa di ujung tanduk, kalau memang saham GoTo terus tidak pasti artinya naik turun itukan bisa berdampak buruk," ungkapnya kepada wartawan, Senin (30/5).
Kabar beredar, (GoTo) mencatat rugi periode berjalan pada kuartal I 2022 sebesar Rp 6,61 triliun. Angka itu meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 1,95 triliun. Hal itu berdasarkan laporan keuangan konsolidasian interm yang tidak diaudit seperti dikutip detikcom, Senin (30/5/2022).
Jumlah aset perusahaan tercatat Rp 151,13 triliun pada kuartal I 2022. Aset tersebut turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 155,13 triliun.
Total liabilitas perusahaan sebesar Rp 16,61 triliun. Liabilitas mengalami kenaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,11 triliun.
Berikutnya, jumlah ekuitas tercatat sebesar Rp 134,52 triliun turun dari sebelumnya Rp 139,02 triliun. Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp 1,49 triliun. Angka ini naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 904,83 miliar.
CEO GoTo Andre Soelistyo mengatakan, rugi GoTo naik tajam karena data pembanding laporan keuangan kuartal I 2021 disajikan tanpa Tokopedia. Dia mengatakan, Gojek baru resmi bergabung dengan Tokopedia pada Mei 2021.
Sehingga, kata dia, membandingkan kinerja GoTo kuartal I 2022 dengan kuartal I 2021 kurang tepat.
"Hal ini kurang tepat karena laporan keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia dan anak perusahaan periode kuartal I 2021 disajikan tanpa Tokopedia dikarenakan penggabungan dari Gojek dan Tokopdia baru selesai dilakukan bulan Mei 2021," katanya dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).
"Sehingga untuk menggambarkan bisnis secara apple to apple akan lebih tepat menggunakan laporan keuangan proforma," tambahnya.
Lebih lanjut, dalam laporan keuangan konsolidasian interm yang tidak diaudit tercatat jumlah aset perusahaan Rp 151,13 triliun pada kuartal I 2022. Aset tersebut turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 155,13 triliun.
Total liabilitas perusahaan sebesar Rp 16,61 triliun. Liabilitas mengalami kenaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,11 triliun.
Mengutip dokumen GoTo, Senin (30/5), Telkomsel berinvestasi melalui CB sebesar US$150 juta atau setara Rp2,17 triliun (asumsi kurs Rp14.500 per dolar AS) pada November 2020. Saat itu, GoTo belum melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya buka suara terkait pergerakan saham GoTo yang sempat jeblok beberapa waktu terakhir.
Arya menjelaskan harga saham GoTo sudah kembali merangkak pada perdagangan Kamis (19/5). Mengutip RTI Infokom, saham GOTO melonjak 12,9 persen ke level Rp280 per saham pada penutupan sesi I pada hari itu.
"Dengan harga sekarang maka Telkomsel yang investasi di GoTo sudah untung lagi," ungkap Arya.
Arya menjelaskan bahwa investasi Telkomsel bersifat jangka panjang, bukan trading atau jangka pendek.
"Ini menunjukkan supaya para pengamat politik itu ya mulailah belajar bisnis, belajar namanya market, bahwa namanya orang investasi apalagi investasinya jangka panjang bukan sekadar naik turun saham tapi harus dilihat bagaimana bisnis yang dibangun oleh atau dimasuki oleh Telkomsel," papar Arya.
Menurut dia, sebaiknya jangan langsung menyatakan bahwa Telkomsel rugi berinvestasi di GoTo hanya karena harga saham jeblok. Sebab, untung dan rugi bukan hanya dilihat dari pergerakan saham.
"Apalagi Telkomsel bukan trading saham, tapi memang berinvestasi di sana (GoTo). Sudah untung nih, yang kemarin teriak rugi, mana dong," jelas Arya.