Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Kapan Reshuffle?

Mafia Migor, Pengangguran Dan Bantuan Tak Merata Jadi Biang Kerok Jokowi Drop

NS/RN | Senin, 16 Mei 2022
Mafia Migor, Pengangguran Dan Bantuan Tak Merata Jadi Biang Kerok Jokowi Drop
Menaker Ida Fauziyah.
-

RN - Kinerja Jokowi ambruk. Dropnya penilaian masyarakat kepada kebinet disebabkan beberapa faktor.

Misalnya, harga-harga kebutuhan pokok meningkat 28,9%, bantuan tidak merata 10,7%, lapangan kerja/pengangguran 8,4%, Gagal menangani mafia minyak goreng 7,4% dan Gagal menanggulangi pandemi COVID-19 4,5%.

Diketahui, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun di angka 58,1%. Angka itu mengalami penurunan hingga 6% selang sebulan dari survei terakhir yakni mencapai 64,1%. Alasan utama penurunan kepuasan publik itu bersumber dari isu kenaikan harga bahan-bahan pokok.

BERITA TERKAIT :
Seminar Dan FGD Bakal Dipangkas, Prabowo Minta Menteri Kurangi Omon-Omon 
Kali Cipinang Tempat Pembuangan Tinja Ilegal, Perumda Paljaya Gimana Nih? 

Adalah lembaga survei Indikator Politik yang merekam data tersebut. Survei ini dilakukan pada 5-20 Mei 2022 dengan total 1.228 responden. Sampel diambil secara acak melalui telepon seluler. Sementara margin of error survei ini 2,9% dengan tingkat kepercayaan 92%.

Diketahui, jika dianalisa dari hasil survei kalau harga-harga kebutuhan pokok dan mafia minyak goreng alias migor adalah tanggung jawab dari Menteri perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi. 

Terkait bantuan tidak merata bisa saja pada kinerja Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma. Soal lapangan kerja/pengangguran ada di Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. 

Sementara soal menanggulangi pandemi COVID-19 yakni Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Dalam survei Indikator Politik, responden diberi pertanyaan seberapa puas responden atas kinerja Presiden Jokowi. Hasilnya, 58,1% menyatakan puas, dengan hasil sebagai berikut:

Sangat puas 8%
Cukup Puas 50,1%
Kurang puas 29,1%
Tidak puas sama sekali 6,1%
Tidak tahu 6,7%

Angka tersebut menurun dibanding survei sebelumnya pada 20-25 April 2022 yang menunjukkan adanya peningkatan terhadap kinerja Jokowi, yakni 5%, dari survei sebelumnya dengan persentase 59%.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan faktor terbesar ketidakpuasan itu datang dari isu harga kebutuhan pokok yang melonjak. Dia mengulas ketidakpuasan yang sebelumnya datang dari isu kesehatan saat kasus COVID tak terkendali dan masalah lapangan pekerjaan.

"Ada 35% masyarakat yang mengatakan tidak puas terhadap kinerja Pak Jokowi. Apa alasan utamanya, clear, masalah harga-harga kebutuhan pokok meningkat. Sebelumnya itu yang paling tinggi (faktor ketidakpuasan) seperti zaman COVID sedang merajalela itu adalah COVID. Setelah COVID mulai bisa terkendali, itu isunya yang dianggap penting dan jadi sumber ketidakpuasan adalah penciptaan lapangan pekerjaan, sekarang adalah harga pokok meningkat," kata Burhanuddin dalam konpers virtual, Minggu (15/5/2022).

Burhanuddin menyebutkan, dari seluruh responden yang memilih tak puas atas kinerja Jokowi, sebanyak 28,9% menyatakan harga-harga kebutuhan pokok meningkat, sedangkan sebesar 10,7% mengatakan bantuan tak merata.

Dia menuturkan dari 4 isu teratas yang menjadi sumber ketidakpuasan terhadap Jokowi, 3 di antaranya berkaitan dengan permasalahan minyak goreng. "4 isu teratas, 3 di antaranya berkaitan dengan isu minyak goreng," katanya.

Berikut 5 teratas alasan paling utama responden tidak puas pada kinerja presiden berdasarkan survei Indikator:

1. Harga-harga kebutuhan pokok meningkat 28,9%
2. Bantuan tidak merata 10,7%
3. Lapangan kerja/pengangguran 8,4%
4. Gagal menangani mafia minyak goreng 7,4%
5. Gagal menanggulangi pandemi COVID-19 4,5%