RN - Baru baru ini, Bitcoin mencapai rekor baru di mana sebanyak 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai Bitcoin yaitu sebesar 21 juta. Dengan begitu, total Bitcoin yang bisa ditambang hanya tersisa sekitar 2 juta keping saja.
Tidak hanya Bitcoin, kabar menarik pun datang dari kripto peringkat dua yaitu Ethereum. Sebanyak 2 juta Ethereum sudah berhasil 'di-burn' oleh para developer ETH. 'Burning' 2 juta token ETH ini bertujuan untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan bahwa dua momen penting ini tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan market cap terbesar ini.
BERITA TERKAIT :"Fenomena ini tentu merupakan suatu kabar baik karena berkurangnya pasokan dan tingginya permintaan akan meningkatkan harga suatu aset jika dilihat secara jangka panjang," tuturnya.
Meskipun, sesekali akan mengalami penurunan harga jikalau market sedang berada di fase jenuh, menurut Oscar, hal itu sudah biasa terjadi di pasar perdagangan kripto.
“Jika pasokan suatu kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum berkurang, justru merupakan kabar yang positif," jelas Oscar.
Oscar memaparkan, Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor. Kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya, menduduki peringkat teratas secara market cap di situs Coinmarketcap ataupun CoinGecko dan secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi.
Bitcoin dan Ethereum pun sering dibeli oleh para institusi investor. Seperti perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy, menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar 205 juta dolar AS.
Pinjaman yang diperoleh dengan menjaminkan BTC yang sudah dimiliki oleh MicroStrategy sebelumnya, bertujuan menambah portofolio untuk disimpan sebagai investasi jangka panjang.
Tidak hanya itu, lanjut Oscar, high demand terhadap kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang-orang semakin sadar soal teknologi blockchain. Sehingga, banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara.
Fungsi kripto pun semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum.
Terlebih, adanya momen seperti halving day Bitcoin selama empat tahun sekali, para penambang akan semakin sulit mendapatkan Bitcoin. Faktor Ini juga akan menyebabkan harga Bitcoin juga semakin naik.
“Orang orang harus memahami bahwa jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak supply barang yang ada pun akan semakin berkurang. Sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto,” kata Oscar.
Melihat banyak masuknya investor kripto pemula baik itu perseorangan ataupun institusi dan regulasi negara yang mengizinkan kripto, khususnya Bitcoin dan Ethereum untuk difungsikan selain sebagai komoditas.
Oscar melihat ke depannya Bitcoin dan Ethereum akan semakin banyak diminati mengingat ekonomi digital dunia serta adopsi kripto terus bertumbuh setiap harinya.
Sebagai tambahan informasi, Indodax adalah perusahaan jual beli aset kripto terbesar dan terpercaya di Indonesia yang memperdagangkan lebih dari 200 aset kripto dan melayani lebih dari 5.2 juta member dan member pun bisa bertransaksi mulai dari harga 10 ribu Rupiah. Indodax memiliki counter offline yang bisa dipakai oleh para member untuk berkonsultasi yang berada di pusat perkantoran Sudirman, Jakarta Selatan dan Sunset Road di Bali.