Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Terlibat ‘Match Fixing’, Pengurus PSSI Terancam Hukuman Seumur Hidup

ERY | Sabtu, 01 Desember 2018
Terlibat ‘Match Fixing’, Pengurus PSSI Terancam Hukuman Seumur Hidup
Ilustrasi PSSI - Net
-

RADAR NONSTOP - Kasus dugaan pengaturan skor (match fixing) yang melibatkan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, harus diusut tuntas. Jika terlibat ‘match fixing’, harus dikenai hukuman seumur hidup.

Hidayat terseret dalam kasus dugaan pengaturan skor. Itu setelah Manajer Madura FC, Januar Herwanto, yang mengaku ditawari menjual pertandingan di babak delapan besar Liga 2 saat melawan PSS Sleman. Hidayat telah membantah tuduhan tersebut. Ia menegaskan, dia tak pernah bermaksud melakukan pengaturan skor.

Pemerhati sepakbola, Akmal Marhali, menilai dugaan tersebut harus ditanggapi serius oleh PSSI. Federasi sepakbola yang dikomandoi Edy Rahmayadi itu harus tegas dan transparan, tak boleh lagi ditutup-tutupi jika terbukti demikian.

BERITA TERKAIT :
Ole Romeny Bela Skuad Garuda Maret 2025
Ole Romeny Lagi Dirayu Untuk Libas Jepang  

“Apabila Hidayat terlibat untuk pengaturan skor maka layak dihukum seumur hidup. Pelaku pengaturan skor lebih jahat dari sepakbola gajah. PSSI harus berani mengusut tuntas sampai akar-akarnya. Setelah dinyatakan bersalah di ranah family football dan terbukti, maka PSSI harus masukkan itu sebagai pengaduan ke ranah hukum positif,” tutur Akmal.

“Jadikan Hidayat sebagai whistle blower agar membuka siapa aktor besar yang bermain, agar hukum positif juga ditegakkan," tegasnya.

Siapapun yang terlibat pengaturan skor atau suap sudah tertulis jelas hukumannya di Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap, yaitu dihukum 5 tahun penjara dan denda Rp 15 juta.

Terpisah, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, enggan menyebutkan siapa dalang yang memulai awalnya rencana kasus match fixing di pertandingan PSS Sleman melawan Madura FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 2 Mei 2018 lalu.

Hidayat hanya menyebutkan ada seseorang yang berasal dari Sleman yang menghubunginya untuk merencanakan pengaturan skor tersebut. Namun begitu, Hidayat menolak membeberkan siapa nama orang Sleman itu.

Pria yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur, tersebut hanya mengatakan orang Sleman itu bukan salah satu bagian manajemen dari PSS Sleman. “Dia bukan manajemen dari PSS Sleman. Dia mengaku dari Sleman dan mencoba menelepon saya untuk merencanakan hal tersebut,” kata Hidayat kepada wartawan di Jakarta.

Hidayat juga menuturkan kepada orang Sleman itu bahwa ia saat ini sudah tidak lagi memiliki klub Madura FC. Setelah itu, ia mengaku tidak tahu urusan lebih lanjut lagi antara orang Sleman dan Madura FC.