RN - Sebaran kasus Corona makin ganas saja. Walau Kemenkes menyebut kalau Omicron tak ganas dan bisa sembuh sendiri tapi sebaran virus tersebut bikin parno.
Pada Kamis (27/1), kasus positif bertambah 8.077 menjadi 4.309.270. Pasien sembuh bertambah 1.643 menjadi 4.129.305. Pasien meninggal bertambah 7 menjadi 144.261. Tercatat sebanyak 346.733 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 9.820.
Dari jumlah harian tersebut, DKI Jakarta terbanyak. Di ibu kota kasus tambahan 4.149 kasus. Lalau, Jawa Barat: 1.744 kasus dan Banten: 1.291 kasus.
BERITA TERKAIT :Jika Corona terus naik maka PPKM bisa saja dinaikan hingga Level IV. Jika ini terjadi maka roda ekonomi tentunya terganggu.
Untuk itulah, warga diminta hidup hemat. Sebab, jika ledakan Corona mencapai gelombang ke-III bakal terjadi guncangan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tidak semua pasien yang terinfeksi Covid-19 varian omicron harus dirawat di rumah sakit. Mereka yang bergejala ringan hanya perlu melakukan isolasi mandiri (isoman).
Mereka yang melakukan isoman adalah yang mengalami demam, batuk dengan saturasi oksigen di atas 95%, hingga pilek.
"Selama isoman mereka hanya perlu minum vitamin kalau demam siapkan panadol penurun panas, Insya Allah sembuh," terang Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Menurut Budi Gunadi, omicron ini memang tinggi tingkat penularannya tapi ia menggarisbawahi jika tingkat keparahannya rendah.
"Kebanyakan OTG (orang tanpa gejala) atau pilek ringan, batuk atau demam sedikit." "Bisa sembuh tanpa perlu ke RS," tegasnya lagi.
Budi menambahkan mereka yang masuk rumah sakit adalah mengalami gejala sedang dan berat seperti mengalami sesak nafas dan butuh oksigen. Lansia berusia 60 tahun dan memiliki komorbid serta mereka yang belum divaksin.
Tak lupa Menkes mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Selalu gunakan masker, hindari kerumuman karena penularannya makin tinggi. Lakukan work from home bila memungkinkan.
"Omicron ini memang cepat menular dan infeksinya tinggi jadi tak perlu kaget. Namun tingkat keparahannya rendah dan jumlah pasien yang meninggal juga rendah," terangnya.