RN - Kinerja PAM Jaya sepertinya lagi menukik. Amburadulnya kinerja BUMN yang membidangi air bersih itu terus jadi sorotan.
Setelah air bau got dan butek di kawasan Jakut kini muncul Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) City Garden di Jakarta Barat kesulitan air bersih selama 12 tahun.
Demonstrasi di depan Balai Kota DKI sudah dilakukan, upaya bersurat ke DPRD DKI juga telah dijalankan, tapi warga rusun masih kesulitan air bersih hingga kini. Pemerintah Jakarta mengarahkan mereka untuk berkoordinasi ke PAM Jaya selaku pengelola air di kota ini.
BERITA TERKAIT :Usaha warga yang sudah maksimal ibarat hanya mimpi. PAM Jaya nampaknya tidak mendengarkan kesulitan warga.
"Silakan langsung dikoordinasikan dengan PAM Jaya," kata Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022).
Riza menyatakan pihaknya sudah memanggil PAM Jaya untuk menangani masalah air bersih secara umum di seluruh Jakarta. Dia menyatakan tingkat ketercakupan PAM Jaya sudah 64% dari 100% seluruh Jakarta.
"Kalau masih ada daerah-daerah atau rusunawa yang belum mendapatkan PAM secara baik, sampaikan. Kita akan pastikan hadirnya air bersih bagi kepentingan seluruh warga Jakarta," ujar Riza.
Pada Agustus 2021, PT Palyja selaku operator PAM Jaya mematok harga Rp 951 juta untuk pemasangan pipa sambungan air PAM. Warga menilai ini kemahalan.
Koordinator Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Rusunami City Garden (P3CG) bernama Suherman menjelaskan, seharusnya penyambungan pipa PAM ini ditanggung oleh pengembang (developer). Soalnya, masih kata Suherman, pihak pengembang menjanjikan tawaran air PAM dalam paket penjualan rusunami dahulu.
"Sebagaimana yang kami tahu, RAB (Rencana Anggaran Biaya) pemasangan Palyja yang sebelumnya diberikan kepada warga itu sebesar Rp 900-an juta. Dan seharusnya ini menjadi tanggung jawab developer karena dari awal rusunami ini dijual, yang ditawarkan dalam paket penjualan adalah air PDAM," kata Suherman saat dihubungi, 3 November 2021.