RN - Sampai dengan November 2021, inflasi di Provinsi DKI Jakarta relatif terjaga dan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat inflasi Jakarta sebesar 0,4 % (mtm), atau sebesar 1,34% (yoy) pada November 2021.
Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan bahwa secara kumulatif, inflasi Jakarta sampai dengan November 2021 tercatat sebesar 1,08% (ytd) lebih rendah dari periode yang sama tahun 2020 yaitu 1,32% (ytd).
Menurutnya, inflasi IHK terutama bersumber dari inflasi kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran, dan perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
BERITA TERKAIT :"Harga sebagian besar kelompok komoditas di Jakarta meningkat dibanding bulan sebelumnya, Peningkatan harga tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan, minuman dan tembakau, disusul oleh kelompok transportasi," ujarnya dikutip pada Jumat (24/12/2021).
"Naiknya harga minyak goreng, daging ayam ras, dan angkutan udara menjadi pemicu utama inflasi kali ini," sambungnya.
Lebih lanjut Onny menuturkan, Pada November 2021, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dan Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran mengalami inflasi sebesar 1,13% (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya (-0,17%, mtm).
Kelompok tersebut memberikan sumbangan terhadap inflasi IHK Jakarta sebesar 0,24% yang terutama bersumber dari kenaikan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Kenaikan harga tiga komoditas tersebut disinyalir dikarenakan permintaan meningkat," katanya.
Berbagai langkah antisipasi telah dilakukan oleh TPID Jakarta untuk menerapkan stock management yang baik. Onny menyebutkan, Kondisi stok pangan terus dipantau dengan ketat dan dievaluasi setiap minggu.
Ia pun meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir dan tidak perlu melakukan pembelian bahan pangan melebihi dari kebutuhan normal untuk mengantisipasi kebutuhan pada saat hari raya Natal dan Tahun Baru 2022.
Dari sisi pengendalian inflasi pangan, kata Onny, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta terus memantau perkembangan harga dan kecukupan pasokan untuk menjaga kestabilan harga pangan di Ibukota di tengah pandemi COVID-19.
"Dalam rangka mendorong efektivitas dan optimalisasi dalam pengendalian harga dan menjaga kecukupan pasokan, BUMD pangan dalam memperluas kerja sama perdagangan antarwilayah menjadi model bisnis utama TPID Provinsi DKI Jakarta," ucapnya.
Hingga akhir tahun 2021, Onny melaporkan bahwa inflasi di Provinsi DKI Jakarta diperkirakan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya seiring dengan aktivitas ekonomi yang meningkat.
Namun demikian, inflasi Jakarta diperkirakan tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% ± 1%.
Beberapa komoditas pangan diprakirakan masih mengalami tren kenaikan harga ke depan seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada Hari Raya Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 serta implikasi kenaikan harga komoditas global.
"Ke depan, TPID Provinsi DKI Jakarta akan terus berkomitmen dan konsisten menempuh langkah dan kebijakan konkrit dalam menjalankan strategi pengendalian inflasi melalui strategi 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif," tegasnya.
Onny mengatakan, koordinasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), serta TPID lainnya melalui forum-forum yang ada akan terus dipertahankan agar inflasi DKI Jakarta tetap terkendali dan mendukung tercapainya sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% ± 1% di akhir Tahun 2021.
"TPID Provinsi DKI Jakarta telah mempersiapkan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024," ucapnya.
Pada Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024, TPID Provinsi DKI Jakarta berusaha menjaga inflasi dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% ± 1% untuk Tahun 2022-2023 dan 2,5% ± 1% untuk Tahun 2024 dan juga akan berperan dalam mendorong sektor ekonomi yang tumbuh produktif serta mengakselerasi transformasi digital untuk stabilitas inflasi dan pemulihan ekonomi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Bank Indonesia, Bulog, BUMD Pangan dan instansi terkait lainnya melakukan upaya-upaya berikut dalam rangka menjaga stok dan pasokan komoditas pangan strategis pada saat Nataru:
1. Kegiatan Pangan Murah.
2. Melakukan Penjualan melalui e-commerce.
3. Monitoring Harga Bahan Pokok.
4. Monitoring Stok LPG 3Kg.
5. Melakukan JakOnMart.
6. Melakukan program Gebyar Hari Ibu bersama Waroeng Jakarta Pusat.
7. Melakukan program Pasar Tani Goes To Mal.
8. Melakukan Pengawasan Mutu Pangan Segar.
9. Melakukan Pemantauan Ketersediaan dan Harga Bahan Pangan Strategis.
10. Melakukan Bazar Pasar Mitra Tani.
11. Melakukan Operasi Pasar
Dan lain-lain.