RN - Tayyip Erdogan dicap sebagai biang keladi ambruknya ekonomi. Presiden Turki ini kabarnya lagi digoyang terkait ekonomi.
Diketahui, mata uang Turki kembali merosot hingga 8%. Ini merupakan rekor terendah sepanjang sejarah.
Kondisi ini terjadi karena Presiden Turki Tayyip Erdogan memangkas bunga acuan untuk menghadapi inflasi. Gara-gara Erdogan yang menempuh kebijakan memangkas bunga hingga 500 basis poin (bps) sejak September ini membuat angka inflasi terus melesat hingga di atas 21%.
BERITA TERKAIT :Bahkan inflasi di Turki diprediksi bisa tembus hingga 30% karena impor yang terus naik. Ekonom Tellimer Patrick Curran mengungkapkan semakin lama krisis mata uang ini berlangsung, maka akan sulit untuk kembali ke jalur normal.
"Selama Erdogan masih memimpin tak ada yang bisa menangani jatuhnya lira," jelas dia.
Dia menyebutkan kondisi ini membuat masyarakat Turki yang menyimpan dananya di bank harus gigit jari. Karena tergerus inflasi.
Erdogan juga mengumumkan upah minimum di Turki naik 50%. Menjadi 4.250 lira atau setara dengan US$ 275 per bulan tahun depan. Namun hal itu justru disebut akan mengerek inflasi hingga 3,5%.
Direktur EMEA di S&P Global Ratings Maxim Rybnikov mengungkapkan jika upah minimum terbaru ini masih lebih rendah dari perkiraan US$ 380.
Pemangkasan suku bunga 100 bps oleh bank sentral Turki pada kamis lalu disebut membawa Turki ke zona negatif.
JPMorgan memproyeksi suku bunga tahun depan akan mengalami kenaikan.