JAKARTA, Mediakarya - Kasus mafia Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Olivia Nathania alias Oimasih bergulir. Kuasa hukum korban, Odie Hudiyanto bahkan menuduh Oi masih menerima uang korban meski telah dilaporkan ke polisi.
BERITA TERKAIT :Kepelikan kasus tipu-tipu CPNS yang menyeret nama Olivia Nathania alias Oi belum mereda. Bahkan, anak kandung penyanyi Nia Daniaty itu diduga masih mencari mangsa yang ingin mendaftar CPNS.
Hal ini diungkapkan langsung oleh kuasa hukum korban, Odie Hudiyanto. Dia membeberkan Oi masih menerima dana korban di awal Oktober. Padahal, dia telah resmi dilaporkan atas dugaan penipuan dan penggelapan uang pada 24 September 2021 lalu.
"Sampai awal Oktober itu Oi masih mencari mangsa. Artinya walaupun kita sudah memberikan somasi, teguran hukum kepada Oli dan Rafly, Pak Haji Murtiman sudah datang ke kantor Rafly di Ditjen Lapas, namun Oli masih berani untuk mencari korban lagi," kata Odie Hudiyanto di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2021).
Kabarnya, korban baru Olivia Nathania berasal dari Jawa Tengah yang berinisial FP. Diketahui FP merupakan warga Jawa Tengah yang berprofesi sebagai pengemudi taksi online.
Tim kuasa hukum juga menyebut kehidupan FP menjalani kehidupan yang memprihatinkan.
"Kami datang kesana melihat keadaannya, itu rumahnya dalam keadaan memprihatinkan. Korban FP ini hanya bekerja sebagai pengemudi taksi online," tutur Daniar selaku tim kuasa hukum korban.
"Korbannya yang kami dapatkan posisinya di Jateng," lanjut Odie.
Ironisnya, Oi seolah tak menggubris pelaporan pihak korban. Pasalnya, korban baru tersebut disinyalir bertambah usai Oi resmi dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Odie menjelaskan laporan tersebut kini masuk ke tahap penyidikan. Odie juga menyebut kasus yang menimpa Oi sebagai perkara terbesar dalam lingkup mafia CPNS.
"Mengingat pada kemarin sudah ada konfirm dari Kabid Humas Polda Metro Jaya bahwa perkara Oi naik ke tahap penyidikan. Penting bagi kami untuk menyampaikan sikap kami, karena perkara ini perkara yang menyangkut mafia CPNS paling besar selama masa reformasi dengan korbannya mencapai 250 orang," ujar Odie.