Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Corona Turun Tapi Kejahatan Masih Tetap Meningkat, Warteg Jabodetabek Jadi Incaran

NS/RN | Rabu, 06 Oktober 2021
Corona Turun Tapi Kejahatan Masih Tetap Meningkat, Warteg Jabodetabek Jadi Incaran
Ilustrasi
-

RN - Corona belum tuntas. Dampaknya banyak orang kena PHK dan hidup makin sulit. 

Untuk itulah semua pihak wajib waspada. Karena saat ini banyak kawanan perampok beraksi. Yang menjadi incaran adalah rumah makan alias warteg di Jabodetabek.

Seperti di warung tegal (warteg) di Jalan Raya Kalimalang, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Warteg ini menjadi sasaran perampokan. Aksi perampokan tersebut terjadi pada Minggu 3 September 2021, sekitar pukul 03.00 WIB.

BERITA TERKAIT :
Usai Lebaran Harga Bawang Merah Nyekek Leher, Pengusaha Warteg Menjerit Berjamaah
Istri Ikut Arisan Online, Suami Dalangi Perampokan Minimarket 

Diketahui, jumlah warteg di Jabodetagek sekitar 50 ribu unit. Dan saat Corona terkena dampak dan bangkrut 25 ribu unit.

Sementara jumlah kasus kriminal sejak Corona naik 19,72 persen. Pada Februari ada sekitar 17.411 kasus dan Maret 20.845 kasus. 

Aksi kriminal terbanyak yakni begal, rampok dan pencurian.

Kejahatan Dunia Maya 

Bukan hanya rampok jalanan, tapi kejahatan dunia maya juga meningkat. Dari hasil penelitian Polisi Kriminal Federal (BKA) Jerman dalam laporan tahunan terbarunya mencatat total 108.474 kasus kejahatan dunia maya pada tahun 2020. 

Jumlah kasuss kejahatan siber tersebut meningkat hampir 8% dari tahun sebelumnya. Carsten Meywirth, Kepala Departemen Kejahatan Dunia Maya BKA, memperkirakan sebagian besar serangan dunia maya bahkan tidak dilaporkan.

Status Jerman sebagai negara dengan kekuatan ekonomi besar di Eropa menjadikannya target utama bagi para pelaku kejahatan siber dari seluruh dunia. "Pengaruh Jerman di UE dan keanggotaan NATO-nya juga menjadikannya target utama kejahatan dunia maya," jelas Meywirth.

Krisis COVID-19 mendorong Meywirth dan timnya untuk makin memperpanjang daftar target kejahatan di internet, dengan portal vaksinasi, platform pendidikan dan server yang digunakan untuk pekerjaan kantor jarak jauh.

Para pelaku kejahatan siber juga mengincar sistem rantai pasokan vaksin. "Kegagalan operasi di satu perusahaan saja dapat berdampak besar pada masyarakat secara keseluruhan," kata Meywirth.

BKA mengungkapkan, hanya sekitar sepertiga dari total kasus yang berhasil diselesaikan. Salah satu area kejahatan yang sangat dinamis adalah pemerasan digital, menggunakan ransomware untuk mengenkripsi data dan file korban yang kemudian dijadikan sebagai bahan ancaman.

Sven Herpig dari Berlin Foundation for New Responsibility (SNV) menilai, seluruh perkembangan tindak kejahatan ini tidak mengejutkan. Kepada DW pakar keamanan TI itu mengatakan, ia bahkan memprediksi jumlah kasus akan terus naik. "Pasalnya para pelaku kejahatan siber itu meraup uang dalam jumlah amat besar", ujar Herpig.

Sementara itu, pakar dunia maya berpendapat, daam perbandingan internasional Jerman sangat siap untuk menangkal serangan yang merusak.

Infrastruktur penting di Jerman lebih terlindungi oleh hukum dibanding banyak negara lainnya. Masing-masing dari 16 negara bagian memiliki otoritas investigasi kriminal dan badan intelijen sendiri, termasuk pakar keamanan TI yang "tahu persis ke mana harus mencari", kata pakar dunia maya tersebut.