Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Anies: Pesantren Tak Pernah Absen Kontribusi Untuk Urusan Negara

SN/HW | Kamis, 09 September 2021
Anies: Pesantren Tak Pernah Absen Kontribusi Untuk Urusan Negara
-

RN - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengulas sejarah terkait sumbangsih pesantren terhadap kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Anies, saat terlibat dengan kolonialisme, pesantren tanpa ragu mengirim santrinya ke medan laga

Hal itu disampaikan Anies saat mengunjungi acara vaksinasi di LDII dan pondok pesantren Minhaajurrosyidiin di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Menurutnya, pondok pesantren selalu terlibat langsung dalam segala urusan yang dihadapi bangsa. Bahkan sejak dulu hingga masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"Pondok pesantren tidak pernah absen," tegas Anies di Jakarta, Kamis (9/9/2021).

BERITA TERKAIT :
Survei Naik, Pramono Minta Relawan Tidak Jumawa 
Kantor Kecamatan Digabung Rusun, Ide Pramono Bagus Tapi Ngaco?

"Saat ini ketika kita berhadapan dengan Covid-19, pondok-pondok menyiapkan fasilitasnya untuk melakukan vaksinasi," lanjutnya.

Dengan dasar tersebut, Anies menegaskan pondok pesantren tidak pernah absen dalam melakukan tindakan cepat. Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak itu, kata Anies, Pemprov DKI sangat terbantu dengan proses tersebut, utamanya terkait vaksinasi.

"Insya Allah ikhtiar kita bersama ini dimudahkan oleh Allah. Diberikan jalannya sehingga Jakarta Indonesia terbebas dari wabah pandemi Covid-19," katanya.

Sebelumnya, Anies juga mengatakan bahwa jika positivity rate di DKI kini sudah berada di bawah lima persen. Karena itu, secara umum, kondisi Covid-19 di Jakarta, ia sebut sudah terkendali. 

"Walaupun terkendali, kedisiplinan itu tetap dilakukan. Jangan berarti positivity rate dibawah lima persen, lalu lepas masker," ujar Anies di Balai Kota, Rabu (8/9).

Dia menyampaikan bahwa selama ada kasus Covid-19, protokol kesehatan harus tetap dilakukan. "Saat ini masih ada 4.000-an kasus aktif ya, itu artinya masih ada, dan itu yang harus dicegah," katanya.