RN – Kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan, membuat Khalida Popal ketakutan. Mantan kapten Timnas Sepakbola Wanita Afghanistan ini memohon perlindungan untuk para perempuan di negaranya.
Setelah 20 tahun, Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Hal itu ditandai dengan penguasaan ibu kota negara, Kabul.
Di masa lalu, dari 1996 sampai 2001, hak perempuan Afghanistan terbatas. Taliban pernah melarang wanita dan anak-anak perempuan bekerja dan bersekolah juga meminta mereka mengenakan burqa.
BERITA TERKAIT :Perempuan juga dilarang keluar rumah tanpa ditemani oleh keluarga laki-lakinya yang sudah dewasa.
Timnas sepakbola wanita Afghanistan baru berlaga di ajang internasional pada 2007. Saat itu, Popal menjadi anggota skuad ang berlaga melawan International Security Assistance Forces di Ghazi Stadium, Kabul. Afghanistan menang 5-0.
Setelah Taliban menguasai Kabul pada 15 Agustus, Popal mendapat banyak pesan dari para anggota Timnas sepakbola wanita Afhanistan.
Popal kini sudah menetap di Denmark sejak meninggalkan Afghanistan pada 2011 dan mencari suaka pada 2016. "Saya tak bisa tidur, saya menangis dan merasa tak bisa membantu," kata Popal seperti dikabarkan oleh BBC Sport.
"Saya menerima pesan dari para pemain dari Afghanistan yang menangis, bilang bahwa kami terlantar dan tertahan di rumah tak bisa keluar. Mereka ketakutan. Semua mimpi sudah buyar. Ini seperti mimpi buruk.”
"Para pemain mengirim video mereka dan bilang 'orang-orang lawan bicara saya sekarang ada di luar pintu, saya tak bisa bernapas, saya sangat takut dan saya tak melihat perlindungan. Apa yang terjadi sekarang kembali ke titik awal. Kami merasa pertunjukannya sudah kelar," sambung Popal.