Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Bos Federasi Sepakbola Spanyol Terancam Penjara 4 Tahun

ERY | Jumat, 08 September 2023
Bos Federasi Sepakbola Spanyol Terancam Penjara 4 Tahun
Luis Rubiales - Net
-

RN – Presiden Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF), Luis Rubiales, dilaporkan ke pengadilan oleh Jennifer Hermoso. Dia terancam hukuman pidana 4 tahun.

Rubiales mengejutkan insan sepakbola ketika dia mencium bibir salah satu pemain Timnas Putri Spanyol, Hermoso. Aksinya itu dilakukan saat sesi pengalungan medali juara Piala Dunia Perempuan 2023.

Banyak pihak menganggap aksi main nyosor bibir Rubiales ke Hermoso sebagai bentuk pelecehan seksual. Pria 46 tahun itu pun jadi sasaran kecaman dan kritikan publik Spanyol.

BERITA TERKAIT :
Luis Rubiales Disanksi 3 Tahun Jauhi Sepakbola

Tidak hanya itu, beberapa pihak mendesak Rubiales mundur dari posisinya sebagai presiden RFEF. Skuad Timnas Putri Spanyol menyatakan mogok main hingga Rubiales mengundurkan diri.

FIFA menjatuhkan skorsing tiga bulan larangan beraktivitas di dunia sepakbola kepada Luis Rubiales. Di satu sisi, Rubiales masih kukuh tak mau meletakkan jabatannya sebagai presiden RFEF.

Jennifer Hermoso akhirnya mengambil sikap dengan membawa masalah ini ke pengadilan. Pemain 33 tahun itu mengajukan pengaduan pelecehan sekskual ke Kantor Kejaksaan Agung Spanyol pekan ini.

Seorang hakim di pengadilan Audiencia Nacional Spanyol di Madrid akan ditugaskan untuk melakukan penyelidikan. Nantinya hakim akan memutuskan apakah Rubiales harus menghadapi dakwaan sebelum mengundang jaksa untuk mendakwa Rubiales.

Seperti dilansir Daily Mail, Rubiales bisa dijerat hukuman empat tahun penjara apabila dinyatakan bersalah melakukan pelecehan seksual.

Namun, hakim dapat mengurangi hukuman dengan mempertimbangkan tingkat keparahan situasi yang sedang dihadapi.

Perjuangan Hermoso menghadapi kasus Rubiales diapresiasi asosiasi pesepakbola internasional, FIFPRO. Mereka berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi dalam sepakbola perempuan di seluruh dunia.

"Contigo, Jenni. Perjuanganmu adalah perjuanganku. Perjuangannya adalah perjuangan kta. Dan kita sudah cukup menjalaninya," begitu isi pernyataan resmi FIFPRO.

"Kita, para pemain, lebih kuat, lebih bersatu, dan lebih bertekad dari sebelumnya. Kita menuntut perubahan. Kita menuntut yang lebih baik," jelasnya.