Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Jakarta Bakal Tenggelam, Dosen OTB Sebut Ramalan Joe Biden Tidak Tepat

DIS/RN | Rabu, 11 Agustus 2021
Jakarta Bakal Tenggelam, Dosen OTB Sebut Ramalan Joe Biden Tidak Tepat
-

RN - Dosen Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB), Hamzah Latief mengatakan, ramalan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa DKI Jakarta bakal tenggelam 10 tahun mendatang, tidaklah tepat.

Menurut Hamzah, sebenarnya prediksi Jakarta akan tenggelam adalah dari riset di Indonesia sendiri.

"Ini memang riset kita," ujar Hamzah dalam seminar virtual yang digelar Alumni ITB bertajuk 'Jakarta Tenggelam', Selasa (10/8/2021).

BERITA TERKAIT :
Bantuan Duit Perang Dari AS Ke Israel & Ukraina Bikin Kusut Dunia 
Ngeri Banget, Amerika Bakal Suntik Duit Untuk Israel Dan Ukraina

Lebih lanjut, kata Hamzah, sebelum mengatakan bahwa Jakarta akan tenggelam yaitu harus mengetahui dua komponen, sosial dan komponen alami memang harus dipikirkan.

"Tentang isu tenggelam ini, menariknya itu pertama, mana yang tenggelam permanen dan yang mana tenggelam berkala. Bagaimana tinggi rendamannya, kemudian frekuensinya seperti apa dan kapan terjadinya," katanya.

Wilayah laut di Indonesia sendiri memiliki parameter-parameter, di mana terjadi bencana alam seperti tsunami hingga gempa bumi. Kemudian ada abrasi, pasang surut dan semuanya harus dilihat dalam satu kesatuan.

Sementara itu terkait dengan perubahan iklim di Indonesia tidak sama dengan wilayah atau negara lainnya. Tindakan tekanan tinggi tekanan rendah ini menimbulkan adanya angin dan sebagainya.

"Sehingga kita lihat kejadian alam semakin tinggi itu sangat penting mengkaji wilayah pesisir kita," terangnya.

Oleh karena itu adanya ramalan Jakarta akan tenggelam, kata Hamzah, perlu diketahui serta dimengerti semua parameternya. Sebab situasi alam tidak pernah menentu, dan prediksi Biden pun belum tentu tepat.

"Kalau kenaikan laut yang hanya 6-7 ml yang ada di Indonesia sebenarnya itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Yang sangat mengkhawatirkan ini adalah parameter-parameter sesaat," pungkasnya.