Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Ogah Warganya Wafat, DKI Jakarta Getol Lakukan Testing

NS/RN | Senin, 26 Juli 2021
Ogah Warganya Wafat, DKI Jakarta Getol Lakukan Testing
Ilustrasi
-

RN - Angka positivity rate di Jakarta menurun. Saat ini berkisar sekitar 24 persen. 

Turunnya angka positivity rate lantaran Pemprov DKI Jakarta getol melakukan testing kepada warganya. 

Kementerian Kesehatan mengharuskan pelaksanaan testing 15 kali lebih tinggi daripada standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Namun, DKI Jakarta sudah melampaui itu, bahkan beberapa kali testing yang dilakukan sudah di atas 30 kali standar WHO.

BERITA TERKAIT :
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Bupati Pulau Seribu Wafat Di Ruang Kerja 
Ekonom Kritis Wafat, Selamat Jalan Faisal Basri

Testing di Jakarta memang aktif. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi pasien Corona. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengungkapkan, persentase kasus positif Covid-19 atau positivity rate di Ibu Kota saat ini mulai menunjukan penurunan. 

Anies menyebut, berdasarkan data per tanggal 24 Juli 2021, angka positivity rate di Jakarta sebesar 24 persen.

Ia menuturkan, angka positivity rate sempat melonjak hingga mencapai 43 persen pada tanggal 13 Juli 2021, di mana penambahan kasus harian positif Covid-19 sebesar 12.182 kasus. Kemudian, sambungnya, tren positivity rate itu mulai menurun menjadi 41 persen pada 16 Juli.

“Lalu turun lagi menjadi 36 persen di tanggal 18 Juli, lalu turun menjadi 28 persen di tanggal 21 Juli. Dan hari ini, per kemarin itu angkanya 24 persen. Jadi ada tren positivity rate yang menurun,” kata Anies dalam webinar melalui Zoom, Ahad (25/7).

Selain itu, Anies mengatakan, tingkat testing di Jakarta juga selalu tinggi. Dia menjelaskan, Kementerian Kesehatan mengharuskan pelaksanaan testing 15 kali lebih tinggi daripada standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Namun, kata dia, DKI Jakarta sudah melampaui itu, bahkan beberapa kali testing yang dilakukan sudah di atas 30 kali standar WHO.

“Dengan begitu kami cukup yakin atas angka positivity rate itu. Jadi kalau Anda menyaksikan angka positivity rate turun, artinya memang ada tren turun,” ujarnya.

Meski angka positivity rate menurun, Anies menegaskan agar masyarakat tidak langsung menyimpulkan bahwa puncak kasus gelombang kedua virus corona ini telah terlewati. Sebab, menurut dia, untuk mengetahui hal tersebut dibutuhkan waktu beberapa pekan.

“Jadi menurut saya, kita jangan buru-buru menyimpulkan. Karena ini berbeda dengan aliran arus lalu lintas yang bisa diprediksi jam-jaman. Kalau ini waktunya perlu mingguan,” jelas dia.

”Saya mohon kepada teman-teman untuk jangan kemudian menyimpulkan sudah lewat puncak (kasus Covid-19), karena nanti itu baru minggu-minggu depan baru kita simpulkan itu. Tapi sekarang angka positivity rate dari hari ke hari menunjukan penurunan,” sambungnya menjelaskan.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, per tanggal 24 Juli 2021, penambahan kasus harian positif Covid-19 di Ibu Kota sebesar 8.360 kasus. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 6.413 kasus.

“Sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 73.222 orang yang masih dirawat/isolasi,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis resminya, Sabtu (24/7).

Sementara itu, total kasus konfirmasi positif Covid-19 sebesar 786.880 kasus. Dari jumlah ini, total orang yang dinyatakan telah sembuh mencapai 702.447 kasus dengan tingkat kesembuhan 83,9 persen. Sedangkan total orang yang meninggal dunia sebanyak 11.181 dengan tingkat kematian 1,4 persen.

“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 25,7 persen,” tutur dia.