RN - Polda Metro Jaya telah menambah titik penyekatan di wilayah Jadetabek menjadi 100 lokasi. Namun, masih banyak jalur tikus dari arah daerah penyangga Jakarta yang tidak dijaga oleh petugas.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menilai, tidak akan efektif jika seluruh jalur tikus disekat petugas. Namun, pada akhirnya, ujung dari jalur tikus yang tidak tersekat akan berakhir di dalam kota yang dilakukan penyekatan.
“Kita sudah petakan semua jalur tikus dan kita berupaya untuk memang menutup jalur jalur tikus tersebut. Tapi setelah kita pelajari bersama terlalu banyak jalur tikus yang kita tutup,” kata Sambodo kepada wartawan, Kamis (15/7).
BERITA TERKAIT :Oleh karena itu, petugas difokuskan untuk melakukan penyekatan di hilir jalur tikus tersebut. Lebih tepatnya, penyekatan dilaksanakan di akses menuju dalam kota Jakarta.
“Jadi mereka terserah mau lewat jalan tikus manapun, tapi begitu masuk ke tengah kota jalan itu yang kita sekat. Karena kalau menyekat ribuan jalur tikus nggak mungkin juga. Tidak efektif,” jelas Sambodo.
Sebelumnya, Forkopimda DKI Jakarta kembali menambah titik penyekatan menjadi 100 lokasi selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Penyekatan tersebar di sejumlah ruas jalan arteri hingga ruas tol di Jadetabek.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, ada dua alasan utama titik penyekatan ditambah. Pertama berdasarkan hasil evaluasi dari Google Mobilitity dan Facebook Mobilitity. Kedua dari indeks cahaya malam. Hasilnya mobilitas di Jakarta terpantau meningkat.
“Jadi tanggal 5 Juli itu sempat turun mobilitas di angka 30 persen. Tanggal 11 Juli penurunan mobilitas di bawah 20 persen. Sehingga kemudian warnanya hitam. Padahal target di PPKM Darurat ini target penurunan mobilitas antara 30 sampai 50 persen,” kata Sambodo.