RN – Setelah sekian purnama, pembalap Repsol Honda, Marc Marquez akhirnya sukses menjadi juara di MotoGP Sachsenring, Jerman, Minggu (20/6). Namun, kesuksesannya itu membuat Marquez teringat masa-masa suram.
Ini adalah kemenangan perdana Marquez dan Honda sejak MotoGP Valencia 2019, sekaligus kemenangan ke-11 yang beruntun bagi Marquez di Sachsenring.
Seperti yang diketahui, Marquez absen semusim pada 2020 akibat patah tulang humerus kanan usai terjatuh di Seri Jerez, Spanyol. Ia pun kembali balapan tahun ini sejak Seri Portimao meski lengannya belum pulih, dan terjadi komplikasi pada bahu kanannya. Ia bahkan sempat gagal finis beruntun di Le Mans, Mugello, dan Catalunya.
BERITA TERKAIT :Marquez meyakini bahwa ia takkan menemukan kendala fisik serius di Sachsenring, yang merupakan trek favoritnya dan punya 10 tikungan kiri.
Tetapi, ia kesulitan sepanjang pekan balap. Meski begitu, ia bisa membalik keadaan dalam balapan, langsung memimpin sejak lap pembuka dan melenggang sampai finis.
"Ini adalah momen paling krusial dan paling berat dalam karier saya. Hari ini saya tahu saya punya kesempatan besar, tapi bagi mentalitas saya, ini tidaklah mudah. Saya datang dari situasi yang sulit, tiga kali beruntun gagal finis, namun hari ini adalah hari saya," ujar Marquez, seusai balapan.
Marquez mengaku awalnya ia hanya membidik podium, namun setelah melihat kondisi treknya ideal bagi kondisi fisiknya, ia pun ngotot untuk menang. Hujan gerimis yang turun pada lap-lap awal juga tak memengaruhi. "Sebelum tiba di sini, saya bertekad memperebutkan podium, mencoba menempel rider-rider terdepan," tuturnya.
"Kemenangan kemungkinannya kecil, tapi saya bilang, jika kondisinya sempurna, saya akan coba. Saat lihat ada rintik hujan pada Lap 4 atau 5, saya bilang ini balapan saya. Saat itulah saya ngotot dan coba mempertahankan ritme balap, bahkan saat hujan lagi, saya lebih ngotot. Saya yakin itu saatnya ambil risiko," sambung delapan kali juara dunia.