RN - Corona terus terjadi. Bahkan, penularan virus mematikan itu kian ganas.
Alhasil, banyak perusahaan yang omzetnya anjlok dan berdampak pada pemutusan hubungan kerja alias PHK.
Seperti PT Sepatu Bata Tbk yang telah menutup 50 tokonya hingga Mei 2021. Kini sisa gerai Sepatu Bata di seluruh Indonesia ada 460 toko. Penutupan itu menyusul kondisi perusahaan yang mengalami penurunan penjualan hingga kunjungan toko akibat pandemi COVID-19.
BERITA TERKAIT :Dalam paparan publik, Bata mengumumkan penjualannya turun 51% di tahun 2020. Perusahaan hanya mencatatkan penjualan Rp 459 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 931 miliar.
Direktur Sepatu Bata, Hatta Tutuko mengatakan penutupan toko diklaim tidak banyak. Dia mengungkap toko-toko yang ditutup ini sudah tidak lagi memberikan keuntungan kepada perusahaan.
"Penutupan toko secara sengaja nggak ada, tapi kalau ada toko tidak profitable ya kita tutup. Tapi tidak ada penutupan besar-besaran," ungkap Hatta dalam paparan publik, dikutip Sabtu (19/6/2021).
Menurunnya keuangan Sepatu Bata juga mempengaruhi nasib karyawan. Hatta menjelaskan banyak karyawan yang kontraknya habis tidak diperpanjang oleh perusahaan. Pihaknya juga mengaku sempat melakukan PHK namun, Hatta menerangkan jumlahnya tidak banyak.
"Dampak dari COVID-19 memang bisnis berkurang, tapi kita nggak besar-besaran PHK. Kalau kontrak habis kami nggak perpanjang, kalaupun ditambah PHK itu tidak besar, itu pun dilakukan sesuai peraturan pemerintah," ungkap Hatta.
Meski telah menutup puluhan gerai Sepatu Bata, Hatta menyebutkan pihaknya tidak akan membuka toko baru tetapi fokus mengembangkan bisnis digital.
"Fokus kita nggak lagi buka toko, tapi digital bisnis, penjualan secara online akan ditingkatkan," kata Hatta.