Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

6.000 Warga India Tewas Akibat Corona, Semoga Indonesia Tidak Nangis Bombai

NS/RN/NET | Jumat, 11 Juni 2021
6.000 Warga India Tewas Akibat Corona, Semoga Indonesia Tidak Nangis Bombai
Jenazah pasien Corona di India.
-

RN - India menjadi negara yang paling parah soal Corona. Dalam satu hari, hampir sekitar 6.000 orang wafat akibat diserang virus mematikan itu.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (10/6/2021), otoritas kesehatan negara bagian Bihar salah satu negara bagian termiskin di India baru saja merevisi total kematian akibat Corona di wilayahnya pada Rabu (9/6) waktu setempat.

Revisi tersebut menyatakan total kematian akibat Corona di Bihar sebenarnya mencapai lebih dari 9.400 kematian, dari tadinya 5.400 kematian. Revisi itu dilakukan untuk menyertakan jumlah pasien Corona yang meninggal di rumah atau rumah sakit swasta.

BERITA TERKAIT :
Bawaslu Kerja Sampai Subuh Tapi Gaji Minimalis, 30 Orang Meninggal 
Corona Depok Makin Ganas, Banyak Yang Mendadak Meriang Dan Flu 

Dengan revisi tersebut, maka total kematian akibat Corona di India pada Kamis (10/6) waktu setempat dilaporkan mencapai 6.148 kematian.

Angka itu mencetak rekor baru sebagai angka kematian harian tertinggi di dunia sejauh ini. Amerika Serikat (AS) sebelumnya memegang rekor itu dengan mencatat 5.444 kematian dalam sehari, pada 12 Februari lalu.

Data terbaru Kementerian Kesehatan India menyebut total kematian Corona di India saat ini mencapai 359.676 kematian.

Kementerian Kesehatan India juga melaporkan bahwa 94.052 kasus Corona tercatat dalam 24 jam terakhir. Media lokal India Today menyebut bahwa sudah tiga hari berturut-turut India mencatat kurang dari 100.000 kasus harian Corona.

Dengan tambahan itu, total kasus Corona di India sejauh ini mencapai sekitar 29,2 juta kasus. Angka itu mencetak rekor jumlah kasus Corona tertinggi kedua di dunia setelah AS, yang sejauh ini mencatat 33,4 juta kasus.