Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Pilpres Kok Yang Ribut Cebong dan Kampret doang, Gagasan Calon mana?

DEDI | Senin, 12 November 2018
Pilpres Kok Yang Ribut Cebong dan Kampret doang, Gagasan Calon mana?
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati - Net
-

RADAR NONSTOP - Pilpres 2019 cuma disesaki ribut cebong dan kampret. Sementara gagasan dari dua calon yang bertanding tidak terlihat sama sekali.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyebut, Pilpres 2019 seharusnya menjadi ajang pertarungan gagasan, bukan hanya menonjolkan sosok figur semata.

"Publik sangat berharap bahwa di dalam Pilpres yang akan datang benar-benar yang dilempar kepada masyarakat adalah pertarungan gagasan dan konsep," kata Enny saat dikonfirmasi wartawan, Senin (12/11/2018).

BERITA TERKAIT :
Panen Dukungan: Aksi AMUK RI Bagi Bunga Mawar & Tanda Tangan di Kain Putih Panjang Ajak Masyarakat Bersatu Setelah Pilpres 2024
Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden Dan Wapres, Jalan Imam Bonjol Bakal Macet Parah

Enny menjelaskan, yang dimaksud dengan konsep yang harus diusung oleh Capres - Cawapres adalah apa yang akan dilakukan secara konkrit ketika terpilih. “Penting juga untuk menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan," pinta Enny.

Padahal, Enny menilai, pertarungan gagasan pasangan capres-cawapres semacam ini sudah diterapkan di banyak negara. "Jadi, masyarakat benar-benar memahami arah kebijakan masing-masing pasangan calon," ungkap Enny.

Enny pun memberi contoh saat Pilpres AS (Amerika Serikat) pada tahun 2016 silam, yang menghadapkan Donald Trump dari Partai Republik dan Hilary Clinton dari Partai Demokrat. Pilpres akhirnya dimenangkan oleh Trump. "Ketika pilihannya Clinton atau Trump, masyarakat sudah tahu kalau Trump nanti warna kerja ekonominya seperti apa, kalau Clinton seperti apa," papar Enny.

Budaya pilpres semacam itu, bagi Enny, tidak pernah terjadi di Indonesia. Enny pun meyakini budaya ini harus mulai diterapkan pada Pilpres 2019. 

“Selama ini Pilpres di Indonesia hanya terfokus pada figur capres dan cawapres. Gagasan dan konsep yang dimiliki pasangan calon jarang diselami," tandas Enny.