RN - Otak sungsang menjadi buah bibir. Sungsang bisa diartikan tidak berbentuk atau bisa saja nyangkut.
Ucapan otak sungsang diucapkan Ali Mochtar Ngabalin. Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang.
Ngabalin menyebut Busyro berotak sungsang dalam kaitannya dengan isu KPK. Busyro mengkrtik kondisi terkini KPK. Belakangan, Busyro yang merupakan mantan Ketua KPK ini vokal bicara soal 75 pegawai KPK yang mendapat hasil tidak memenuhi syarat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) lewat Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
BERITA TERKAIT :Busyro adalah Ketua Bidang Hukum dan HAM Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Tapi, Busyro bukanlah tokoh yang baper.
Busyro membalas cibiran Ngabalin dengan ucapan salam sayang. "Salam sayang saja. Saya akan tetap berhikmat membersamai 75 Pegawai KPK yg didzalimi itu bersama tokoh, aktivis, dan pegiat masyarakat sipil lainnya yang itu bermakna luhur mulia untuk menolong rakyat korban kezaliman struktural yang semakin tandus dari kejujuran, dan terus dalam kubangan limbah politik tuna adab dan tata krama," kata Busyro.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Busyro Muqoddas berotak sungsang menuai kritik. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (LHKP PWM DIY) menyebut Ngabalin tuna adab.
"Kami menuntut Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin untuk mengklarifikasi dan menyampaikan maaf secara terbuka karena telah mencederai kredibilitas Bapak Busyro Muqoddas selaku Pimpinan Muhammadiyah maupun kepada Keluarga Besar Muhammadiyah yang terusik dan gerah dengan statemen ngawur tuna-adab," kata Ketua LHKP PWM DIY, Suwandi Danu, melalui keterangan tertulis Jumat (14/5/2021).
Suwandi juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Pimpinan KSP agar mampu mengontrol sekaligus mengevaluasi sepak terjang personel-personelnya di KSP.
"Presiden harus mampu mengontrol KSP agar lebih beradab, sebagai representasi lembaga maupun lingkar dekat presiden," katanya.
Karena pernyataan tersebut, LHKP PWM DIY mengimbau kepada seluruh pejabat publik agar bersikap terbuka, jujur, tidak antikritik, satu kata dengan laku, serta berlandaskan keadaban publik dan akhlakul karimah. Dia juga meminta Jokowi konsisten menepati janji-janji antikorupsi.
"Kami meminta kepada Presiden serta para Pimpinan Lembaga Negara agar senantiasa konsisten dalam janji serta cita-cita antikorupsi, merepresentasikannya dalam laku dan kebijakan," katanya.
Sementara Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menyebut sikap Ngabalin tercela dan tidak beradab. Pria yang biasa disapa Cak Nanto ini mengatakan apa yang dilakukan Busyro wajar lantaran mengkritik diperbolehkan di negara ini.
Namun dia justru mempertanyakan sikap Ngabalin yang justru merusak ritme bernegara.
"Kalau saya begini, kan prinsipnya begini bahwa di bangsa ini mengkritik boleh dengan alasan alasan yang kuat kan, tapi membalas kritik dengan mencerca yang saya kira tidak boleh dan itu merusak ritme bernegara," ucapnya.
Lebih lanjut, Sunanto menyebut dengan Ngabalin menunjuk Busyro berotak sungsang justru terkesan seperti orang berotak sungsang. Menurutnya, Ngabalin justru sebetulnya menunjuk diri sendiri.
"Orang kalau nunjuk orang berotak sungsang itu sebenarnya dirinya yang sungsang, otaknya yang sungsang, kalau menunjuk orang otaknya sungsang berarti dirinya, karena kalau menunjuk orang itu, menunjuk berarti 4 jarinya ke diri kita, itu sebenarnya dirinya lagi ngomong bahwa otaknya lagi sungsang itu maksud saya," ujarnya.